Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, Kalimantan Timur membuka layanan Laboratorium Radioimmunoassay (RIA) pada Instalasi Kedokteran Nuklir.

Direktur RSUD AWS Samarinda dr David Hariadi Masjhoer di Samarinda, Rabu, menjelaskan pembukaan Laboratorium Radioimmunoassay (RIA) ini merupakan yang pertama di Kalimantan dan luar Pulau Jawa.

Laboratorium RIA RSUD AWS Samarinda baru dibuka dan mulai beroperasi sejak tiga hari lalu. Saat ini, Laboratorium RIA melayani pemeriksaan penyakit gangguan tiroid/gondok, termasuk kanker, dan penyakit gondok yang tidak terdeteksi secara klinis maupun pemeriksaan darah.

“Selain itu, di Lab RIA juga bisa melakukan pemeriksaan penyakit lain, seperti ginjal dan jantung,” kata dia.

David menjelaskan proses pemeriksaan melalui Laboratorium RIA pada prinsipnya tubuh pasien akan dimasukkan bahan radioisotop dan ditangkap oleh sel-sel yang ditargetkan mengalami kelainan/gangguan, kemudian difoto sehingga terlihat jika ada bagian tubuh yang mengandung sel sel yang terganggu tersebut.

“Bila sel tubuh normal, maka radioisotop ini akan lewat saja dan tidak terlihat dengan foto,” kata dia.

Tingkat akurasi pemeriksaan melalui Laboratorium RIA untuk mendeteksi sel-sel yang sakit atau terganggu, bisa mencapai 99 persen baik sensitifitas dan spesifitas.

Laboratorium RIA merupakan revolusi dalam pemeriksaan medis dengan menggunakan isotop radioaktif. Karena menggunakan zat radioisotop ini, Laboratorium RIA tergabung dalam instalasi kedokteran nuklir.

Tenaga kesehatan yang bertugas di Laboratorium RIA diharuskan memiliki kemampuan dan persyaratan khusus, termasuk dalam pengelolaan limbah yang dikelola terpisah. Diketahui, saat ini tergabung di instalasi kedokteran nuklir ada sekitar 3-4 orang tenaga kesehatan.
 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022