Pekebun atau petani perkebunan rakyat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan petani yang paling sejahtera ketimbang petani lain pada Agustus 2022, terlihat dari nilai tukarnya paling tinggi mencapai 140,16, jauh di atas angka keseimbangan nilai tukar petani (NTP).
"Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika di bawah 100 berarti petani masih rugi, jika di atas 100 berarti untung, apalagi jika jauh di atas 100, berarti secara ekonomi petani sejahtera," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Selasa.
Terdapat lima subsektor NTP pertanian yang dilakukan survei oleh BPS Kaltim sepanjang Agustus 2022, yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan, serta nelayan dan pembudidaya ikan.
Rinciannya adalah nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) sebesar 92,66, nilai tukar petani hortikultura (NTPH) sebesar 114,90, nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 140,16 atau nilai tukar paling tinggi ketimbang lainnya.
Berikutnya adalah nilai tukar petani peternakan (NTPT) sebesar 109,37, serta nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan (NTNP) sebesar 99,39.
Pada Agustus 2022, terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan naik 1,13 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 8,66 persen, dan subsektor perikanan naik 0,03 persen.
Sementara itu, terdapat dua subsektor yang mengalami penurunan NTP, yakni subsektor hortikultura turun 3,81 persen dan subsektor peternakan mengalami penurunan 1,76 persen.
Secara umum, katanya, NTP pada Agustus 2022 sebesar 117,47, mengalami kenaikan 3,49 persen dibanding NTP pada Juli 2022 yang tercatat 113,98.
"Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 3,24 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun 0,23 persen," katanya.
Segaris dengan NTP yang naik, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Kaltim pun mengalami kenaikan, yakni pada Agustus 2022 sebesar 118,97 atau naik 2,67 persen ketimbang NTUP Juli 2022 yang tercatat115,87.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Angka keseimbangan NTP adalah 100. Jika di bawah 100 berarti petani masih rugi, jika di atas 100 berarti untung, apalagi jika jauh di atas 100, berarti secara ekonomi petani sejahtera," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Selasa.
Terdapat lima subsektor NTP pertanian yang dilakukan survei oleh BPS Kaltim sepanjang Agustus 2022, yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan, serta nelayan dan pembudidaya ikan.
Rinciannya adalah nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) sebesar 92,66, nilai tukar petani hortikultura (NTPH) sebesar 114,90, nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat (NTPR) sebesar 140,16 atau nilai tukar paling tinggi ketimbang lainnya.
Berikutnya adalah nilai tukar petani peternakan (NTPT) sebesar 109,37, serta nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan (NTNP) sebesar 99,39.
Pada Agustus 2022, terdapat tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor tanaman pangan naik 1,13 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 8,66 persen, dan subsektor perikanan naik 0,03 persen.
Sementara itu, terdapat dua subsektor yang mengalami penurunan NTP, yakni subsektor hortikultura turun 3,81 persen dan subsektor peternakan mengalami penurunan 1,76 persen.
Secara umum, katanya, NTP pada Agustus 2022 sebesar 117,47, mengalami kenaikan 3,49 persen dibanding NTP pada Juli 2022 yang tercatat 113,98.
"Peningkatan NTP disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 3,24 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun 0,23 persen," katanya.
Segaris dengan NTP yang naik, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Kaltim pun mengalami kenaikan, yakni pada Agustus 2022 sebesar 118,97 atau naik 2,67 persen ketimbang NTUP Juli 2022 yang tercatat115,87.
Editor : Abdul Hakim Muhiddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022