Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Mesin ces atau perahu ketinting bagi pengolah ikan kering di Desa Semayang Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanergara Kalimantan Timur tidak hanya sebatas penggerak perahu di perairan sungai atau danau.

Namun mesin ini bisa beralih fungsi sebagai alat menyisik kulit ikan dalam jumlah banyak secara efektif dan efisien.

Teknologi pengolahan hasil perikanan berbasis kearipan lokal nampaknya patut disandang mesin pembersih sisik ikan yang banyak digunakan pengrajin ikan asin di kawasan Danau Semayang.

Terlebih di bulan September 2013 ini hasil tangkapan ikan di danau seluas 11 ribu hektare itu sedang musim tangkapan berbagai jenis ikan khas Danau Semayang yang jumlahnya bisa berton-ton, seperti ikan jenis Biawan, Sepat Siam, Repang, Kendia, Puyu hingga ikan Lais. 

Usman, seorang nelayan di Desa Semayang, saat ditemui sedang mengoperasikan  mesin pengupas sisik ikan ces mengakui bahwa menggunakan alat tersebut akan memudahkan pekerjaannya dalam menyiangi atau mengupas sisik ikan dalam jumlah banyak.

"Dari pagi hingga siang ini  saja sudah 5 ton sisik ikan  saya bersihkan," ujarnya.

Menurut dia, mesin pembersih sisik ikan itu tidak perlu dimodifikasi terlalu ekstrim. Hanya saja kipas baling baling yang digunakan sebagai penggerak perahu dilepas, diganti dengan jala nilon yang  tidak terpakai kemudian dibelitkan pada ujung has gardan.

Kemudian ujung has garden mesin ces yang sudah dibelitkan jala nilon dibenamkan ke dalam keramba berdaya tampung  hingga 250 kilogram ikan. 

Putaran mesin inilah yang kemudian menurutnya memutar jala nilon sehingga satu-satu sisik ikan terlepas.

"Semakin gas mesin ditancap semakin cepat kulit atau sisik ikan terkelupas," katanya.

Jika menyisik  ikan dengan cara manual butuh banyak tenaga kerja dan ikan pun sempat membusuk sebelum diolah menjadi ikan kering.

Ditanya ikan apa saja yang bisa mengupas sisik ikan  melalui mesin ini, menurut dia, semua ikan yang  bersisik seperti Biawan, Gabus hingga Pepuyu. (*)

Pewarta: Johan A Hakim

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013