Komandan Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Samarinda Brigjen TNI Dendi Suryadi mengatakan pendidikan bela negara baik kepada pelajar, pemuda, maupun mahasiswa, diyakini mampu menangkal paham radikalisme.
"Untuk itu, kami terus keliling ke sekolah-sekolah hingga kampus untuk memberikan pendidikan bela negara, termasuk Sabtu kemarin, kami berikan kepada mahasiswa FKIP Universitas Mulawarman Samarinda," kata Danrem Brigjen TNI Dendi Suryadi dalam rilis Penrem 091/ASN yang dikirim di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu.
,
Menurut dia, cikal bakal generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki jiwa bela negara atas kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945.
Ia mengemukakan bahwa pendidikan bela negara memiliki nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa, dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta bersedia membela negara.
"Pendidikan bela negara sangat penting untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya adalah dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok," katanya saat memberi kuliah umum di FKIP Universitas Mulawarman Samarinda.
Mahasiswa, lanjut ia, merupakan ujung tombak dalam upaya membela negara sehingga perlu memperkuat pendidikan bela negara di lingkungan kampus untuk membentengi mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
"Meski demikian, sikap radikal juga sangat penting dimiliki mahasiswa dalam mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya, terutama saat mengerjakan tesis, agar semua bisa dipahami secara logis," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa menjadi mahasiswa selain harus memiliki jiwa bela negara juga harus memiliki keberanian. Berani untuk keras terhadap diri sendiri sehingga bisa terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.
"Bersikap keras pada diri sendiri adalah prasyarat kalau ingin berhasil dalam kehidupan dan menjadi pemimpin. Saat kita bisa menghindar dari pengaruh negatif, terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran, bahkan sampai ekstrem melakukan kekerasan, kita bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Untuk itu, kami terus keliling ke sekolah-sekolah hingga kampus untuk memberikan pendidikan bela negara, termasuk Sabtu kemarin, kami berikan kepada mahasiswa FKIP Universitas Mulawarman Samarinda," kata Danrem Brigjen TNI Dendi Suryadi dalam rilis Penrem 091/ASN yang dikirim di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu.
,
Menurut dia, cikal bakal generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki jiwa bela negara atas kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945.
Ia mengemukakan bahwa pendidikan bela negara memiliki nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa, dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta bersedia membela negara.
"Pendidikan bela negara sangat penting untuk mencegah radikalisme. Radikalisme apa saja. Caranya adalah dengan melatih kepemimpinan, baik mandiri maupun berkelompok," katanya saat memberi kuliah umum di FKIP Universitas Mulawarman Samarinda.
Mahasiswa, lanjut ia, merupakan ujung tombak dalam upaya membela negara sehingga perlu memperkuat pendidikan bela negara di lingkungan kampus untuk membentengi mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh oleh radikalisme yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
"Meski demikian, sikap radikal juga sangat penting dimiliki mahasiswa dalam mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya, terutama saat mengerjakan tesis, agar semua bisa dipahami secara logis," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa menjadi mahasiswa selain harus memiliki jiwa bela negara juga harus memiliki keberanian. Berani untuk keras terhadap diri sendiri sehingga bisa terbentuk mental dan jiwa kepemimpinan.
"Bersikap keras pada diri sendiri adalah prasyarat kalau ingin berhasil dalam kehidupan dan menjadi pemimpin. Saat kita bisa menghindar dari pengaruh negatif, terutama yang mengarah pada sikap radikal dan intoleran, bahkan sampai ekstrem melakukan kekerasan, kita bisa menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022