Studio kreatif yang menaungi seniman muda dengan spektrum autisme, Kreaby, menggandeng perusahaan musik Sun Eater menyelenggarakan Artism Exhibition, sebuah pameran visual dari seniman autistik pertama di platform audio Spotify.
"Bagi para seniman autistik (di Kreaby), seni adalah bagian dari proses perjalanan panjang untuk berjuang melawan batasan-batasan. Kegigihan dalam meraih impian. Kami berharap Artism membuka perspektif yang mendorong publik menerima dan merangkul keunikan dari setiap individu yang berbeda," kata Managing Director Kreaby Arani Aslama melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tak hanya merangkul neurodiversity, Artism Exhibition memberikan seniman autistik sebuah platform segar untuk belajar, beraksi dalam ekspresi, dan berkembang di masyarakat.
Lagu-lagu dari .Feast, Hindia, Agatha Pricilla dan Rayhan Noor, Aldrian Risjad, Lomba Sihir, Mantra Vutura, dan Bilal Indrajaya mengambil peran sebagai bingkai yang memamerkan karya seni.
Sebanyak 18 karya seni dari seniman Kearby yaitu Gary Harlan, Jeremy Winata, Joey Santoso, Joshua Khendy, Ramadhika Asra, dan Valentin Keken Christanto akan ditayangkan di layar ketika lagu-lagu dari musisi tersebut diputar di platform musik.
"Saat kami mempercayakan lagu-lagu kami untuk diinterpretasikan dari sudut pandang teman-teman Kreaby, kami yakin bahwa karya ini akan menjadi suatu karya yang spesial. Terlebih didukung dengan medium dari pameran Artism yang tepat yaitu 'Spotify Canvas', sebuah platform yang sangat menarik karena belum pernah kami lakukan sebelumnya,” ujar Partnership and Commercial Lead Sun Eater Natasha Udu.
Selain menginterpretasikan lagu dari musisi Sun Eater, tiap karya seni juga akan didampingi oleh sajak pendek yang ditulis oleh para seniman tentang karyanya, sehingga membuka ruang yang lebih luas untuk interpretasi seni mereka. Selain itu, para seniman juga dapat bersosialisasi secara virtual dengan audiens mereka.
"Melalui Artism, kami berharap ke depannya akan mendorong dan melahirkan lebih banyak lagi peluang dan kesempatan yang setara bagi para seniman di luar sana terutama seniman dalam spektrum autisme dan komunitas neurodivergent untuk memamerkan karyanya tanpa batasan apapun sehingga kolaborasi lintas disiplin yang terjadi bisa lebih banyak lagi,” tutup Natasha.
Karya-karya yang dipamerkan beserta puisi singkat dari tiap seniman bisa dinikmati di Spotify playlist berjudul “Artism Exhibition" sepanjang September dan Oktober 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Artism Exhibition ekspos deretan karya dari seniman autistik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Bagi para seniman autistik (di Kreaby), seni adalah bagian dari proses perjalanan panjang untuk berjuang melawan batasan-batasan. Kegigihan dalam meraih impian. Kami berharap Artism membuka perspektif yang mendorong publik menerima dan merangkul keunikan dari setiap individu yang berbeda," kata Managing Director Kreaby Arani Aslama melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tak hanya merangkul neurodiversity, Artism Exhibition memberikan seniman autistik sebuah platform segar untuk belajar, beraksi dalam ekspresi, dan berkembang di masyarakat.
Lagu-lagu dari .Feast, Hindia, Agatha Pricilla dan Rayhan Noor, Aldrian Risjad, Lomba Sihir, Mantra Vutura, dan Bilal Indrajaya mengambil peran sebagai bingkai yang memamerkan karya seni.
Sebanyak 18 karya seni dari seniman Kearby yaitu Gary Harlan, Jeremy Winata, Joey Santoso, Joshua Khendy, Ramadhika Asra, dan Valentin Keken Christanto akan ditayangkan di layar ketika lagu-lagu dari musisi tersebut diputar di platform musik.
"Saat kami mempercayakan lagu-lagu kami untuk diinterpretasikan dari sudut pandang teman-teman Kreaby, kami yakin bahwa karya ini akan menjadi suatu karya yang spesial. Terlebih didukung dengan medium dari pameran Artism yang tepat yaitu 'Spotify Canvas', sebuah platform yang sangat menarik karena belum pernah kami lakukan sebelumnya,” ujar Partnership and Commercial Lead Sun Eater Natasha Udu.
Selain menginterpretasikan lagu dari musisi Sun Eater, tiap karya seni juga akan didampingi oleh sajak pendek yang ditulis oleh para seniman tentang karyanya, sehingga membuka ruang yang lebih luas untuk interpretasi seni mereka. Selain itu, para seniman juga dapat bersosialisasi secara virtual dengan audiens mereka.
"Melalui Artism, kami berharap ke depannya akan mendorong dan melahirkan lebih banyak lagi peluang dan kesempatan yang setara bagi para seniman di luar sana terutama seniman dalam spektrum autisme dan komunitas neurodivergent untuk memamerkan karyanya tanpa batasan apapun sehingga kolaborasi lintas disiplin yang terjadi bisa lebih banyak lagi,” tutup Natasha.
Karya-karya yang dipamerkan beserta puisi singkat dari tiap seniman bisa dinikmati di Spotify playlist berjudul “Artism Exhibition" sepanjang September dan Oktober 2022.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Artism Exhibition ekspos deretan karya dari seniman autistik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022