Balikpapan mengalami deflasi atau penguatan nilai uang sepanjang Agustus lalu. Rupiah menguat 0,33 persen dibandingkan bulan Juli.
 

“Penyebabnya antara lain karena harga tiket pesawat turun,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bambang Pambudi, Senin.

Harga tiket pesawat turun karena maskapai menambah jumlah armada, sehingga menambah ketersediaan tiket. Maskapai juga menambah jumlah penerbangan di rute yang sama. Rute Balikpapan-Jakarta, misalnya, dilayani oleh setidaknya 6 maskapai. Kemudian, Lion Air saja memiliki 6 jadwal,  Batik Air punya 6 jadwal, Super Air Jet menerbangi 3 jadwal, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, dan Citilink.

"Harga tiket dari rata-rata hampir atau bahkan di atas Rp2 juta di rute itu, kini sudah ada yang dipatok Rp1,3 juta seperti penerbangan sore hari Lion Air ke Jakarta," katanya.

Selain itu, lanjut Kepala BI Balikpapan, deflasi juga disebabkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Termasuk dalam kelompok makanan adalah cabai rawit, termasuk juga bawang merah dan tomat yang pasokannya kini melimpah usai panen di daerah penghasil di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.  

Harga minyak goreng juga cenderung turun dengan pasokan yang semakin stabil. Minyak goreng dalam kemasan 2 liter kini sudah ada yang di bawah Rp40 ribu, dari semula harganya mencapai Rp60 ribu lebih karena keterbatasan pasokan awal tahun lalu.

“Namun kita juga bersiap menghadapi tekanan inflasi karena kenaikan harga BBM,” kata Pambudi. Pemerintah baru saja mengumumkan kenaikan harga minyak, di mana bensin Pertalite menjadi Rp10.000 per liter dari semula Rp7.650, Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter, dan solar subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.

Pambudi menegaskan, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah, di mana di Balikpapan bergabung di Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus bersinergi untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa.

“Kami terus memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” kata Pambudi.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022