Samarinda (ANTARA Kaltim) - Masa remaja erat kaitannya dengan yang namanya kenakalan. Masa remaja secara umum merupakan peralihan dan sebenarnya kenakalan remaja itu timbul dari ketidakmampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja yang harus dipenuhi.

Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya.

"Salah satu faktor pemicu kenakalan remaja dan anak adalah terlalu beratnya beban psikisnya yang disebabkan stres karena beban belajar yang tinggi, lingkungan sekolah yang tidak sehat, serta kurang memberikan perhatian lebih terhadap anak didiknya," beber Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim Mudiyat Noor.

Menurutnya, ada yang kurang dalam kurikulum pendidikan sekarang hingga membuat anak lebih cepat stres dan enggan belajar. Jika tak terpantau intens, mereka lebih memilih mengekspresikannya melalui tindakan yang menyimpang.

Di sinilah pemerintah dituntut harus peka dan mengambil sikap ekstrem dengan mengubah paradigma dunia pendidikan secara utuh.

"Salah satu solusi tepat, mengembangkan sekolah ramah anak. Sekolah yang mampu menciptakan antusiasme baru bagi perbaikan sistem pendidikan yang rasanya perlu penyempurnaan," paparnya.

Pasalnya menurut para ahli, sekolah yang ramah anak merupakan institusi yang mengenal dan menghargai hak anak untuk memperoleh pendidikan, kesehatan, kesempatan bermain, melindungi dari kekerasan dan pelecehan, dapat mengungkapkan pandangan secara bebas, dan berperan serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas mereka.

Sekolah juga menanamkan tanggung jawab untuk menghormati hak-hak orang lain, kemajemukan dan menyelesaikan masalah perbedaan tanpa melakukan kekerasan.

"Umumnya, persoalan yang sering ditemui adalah setiap hari anak dibebani dengan banyak buku dan tugas rumah, belum lagi tambahan les. Akibatnya waktu bermain anak banyak yang tersita ini menyebabkan anak lebih cepat stres dan cenderung memberontak ketika diberitahu oleh orang tua dan gurunya," jelas Mudiyat.

Kondisi yang berbeda kalau melihat negeri Kanguru, Australia. Anak kelas 1-3 SD disana tidak diberikan PR dan belajar teori ilmu pengetahuan sebagaimana di negeri ini, melainkan bagaimana menggali dan mengembangkan otak kiri dan kanan atau emosional, kreativitas, spiritual dan lainnya melalui bermain.

"Sudah saatnya dunia pendidikan di Kaltim membuka diri untuk hal yang dapat membawa kearah yang lebih maju lagi. Melalui Pemprov dengan berkoordinasi ke seluruh kabupaten/kota maka sekolah layak anak akan semakin mudah tercapai," kata Mudiyat. (Humas DPRD Kaltim/adv/bar/dhi/met)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013