Rokok kretek filter memberikan sumbangan garis kemiskinan kedua terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) setempat pada Maret 2022, yakni dengan andil 11,41 persen di perkotaan dan 14,24 persen di perdesaan.
"Andil garis kemiskinan terbanyak pertama masih ditempati oleh komoditas beras, yakni sebesar 14,88 persen di daerah perkotaan dan sebesar 17,41 persen di daerah perdesaan," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Sabtu.
Komoditi penyumbang garis kemiskinan lainnya adalah daging ayam ras dengan andil 5,01 persen di perkotaan dan tercatat 2,99 persen di perdesaan, kemudian telur ayam ras dengan andil 4,66 persen di perkotaan dan 4,35 persen di perdesaan.
Berikutnya adalah mi instan dengan andil 3,50 persen di perkotaan dan 3,19 di perdesaan, selanjutnya ikan tongkol dan tuna dengan andil 2,94 persen di perkotaan dan 3,30 persen di perdesaan.
Sedangkan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan air.
Ia mengatakan, garis kemiskinan merupakan nilai pengeluaran minimum, makanan, dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Sedangkan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Sementara itu, garis kemiskinan pada Maret 2022 adalah senilai Rp728.208 per kapita per bulan. Jika dibandingkan September 2021, maka garis kemiskinan Kaltim naik sebesar 3,55 persen, namun jika dibandingkan Maret 2021, terjadi kenaikan 5,69 persen.
Menurutnya, komponen garis kemiskinan yang terdiri dari makanan dan bukan makanan, peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
"Besarnya sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap total garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar 70,57 persen, lebih dari sumbangan garis kemiskinan terhadap garis kemiskinan yang hanya sebesar 29,43 persen," kata Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Andil garis kemiskinan terbanyak pertama masih ditempati oleh komoditas beras, yakni sebesar 14,88 persen di daerah perkotaan dan sebesar 17,41 persen di daerah perdesaan," ujar Kepala BPS Provinsi Kaltim Yusniar Juliana di Samarinda, Sabtu.
Komoditi penyumbang garis kemiskinan lainnya adalah daging ayam ras dengan andil 5,01 persen di perkotaan dan tercatat 2,99 persen di perdesaan, kemudian telur ayam ras dengan andil 4,66 persen di perkotaan dan 4,35 persen di perdesaan.
Berikutnya adalah mi instan dengan andil 3,50 persen di perkotaan dan 3,19 di perdesaan, selanjutnya ikan tongkol dan tuna dengan andil 2,94 persen di perkotaan dan 3,30 persen di perdesaan.
Sedangkan komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan air.
Ia mengatakan, garis kemiskinan merupakan nilai pengeluaran minimum, makanan, dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
Sedangkan penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Sementara itu, garis kemiskinan pada Maret 2022 adalah senilai Rp728.208 per kapita per bulan. Jika dibandingkan September 2021, maka garis kemiskinan Kaltim naik sebesar 3,55 persen, namun jika dibandingkan Maret 2021, terjadi kenaikan 5,69 persen.
Menurutnya, komponen garis kemiskinan yang terdiri dari makanan dan bukan makanan, peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
"Besarnya sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap total garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar 70,57 persen, lebih dari sumbangan garis kemiskinan terhadap garis kemiskinan yang hanya sebesar 29,43 persen," kata Yusniar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022