Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggota DPRD Kaltim Encik Widyani mengingatkan agar Pemkot Samarinda tidak melupakan sejarah gedung SMAN 1 dan SMPN 1 Samarinda di Jalan Bhayangkara yang rencananya akan direlokasi menjadi taman kota.
"Bagaimanapun sekolah ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak generasi berprestasi dididik di tempat tersebut. Makanya saya mewanti-wanti agar jika nantinya difungsikan sebagai taman kota, konsep pembangunannya tidak melupakan sejarah dari kedua sekolah tersebut," ujar Encik Widyani di Samarinda, Senin.
Encik mengakui secara kelembagaan DPRD Kaltim memang telah mendukung pembongkaran bekas gedung sekolah tertua di Samarinda itu menjadi taman kota, namun bukan berarti pemerintah setempat bisa menghilangkan begitu saja nilai sejarahnya..
Sebab menurut Encik, tingginya nilai sejarah lahan seluas kurang lebih 1,2 hektare tersebut, layak diapresiasi dalam bentuk konsep tertentu. Bisa berupa monumen atau lainnya.
"Faktanya, banyak tokoh-tokoh, pejabat serta orang-orang hebat yang dilahirkan lewat sekolah ini. Sudah seharusnya memori yang berharga tersebut diwujudkan dalam sebuah monumen ataupun apapun yang bisa mengingatkan keberadaannya," tutur politikus yang juga alumni SMAN 1 dan SMPN 1 Samarinda ini.
Ia berpendapat apapun wujud penghargaan lokasi itu nantinya, yang terpenting adalah cerita sejarah dibalik berdirinya kedua sekolah yang berada di pusat Kota Samarinda tersebut.
"Yang pasti pada salah satu sudut taman kota terdapat monumen ataupun terdapat taman baca serta ruang yang bisa membangkitkan berjuta-juta kisah dari sekolah ini. Apalagi saya pun dulunya bersekolah di situ, sudah pasti siapapun yang mengetahui tentang sejarah gedung ini akan sepakat jika dibangunkan sebuah monumen," jelas Encik.
Sebagai informasi, bangunan sekolah ini sudah tak lagi difungsikan. Aktivitas belajar- mengajar berpindah ke bangunan sekolah baru yang kini di Jalan Kadrie Oening, Samarinda.
"Sayangnya pengerjaan taman kota belum bisa digarap karena beberapa kendala. Kabarnya karena lelang pembongkaran gedung yang telah dilakukan sebanyak tiga kali tersebut belum ada yang tertarik. Bisa jadi karena kurangnya publikasi atau bisa jadi nilai lelangnya yang menjadi masalah," urai Encik, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Bagaimanapun sekolah ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Banyak generasi berprestasi dididik di tempat tersebut. Makanya saya mewanti-wanti agar jika nantinya difungsikan sebagai taman kota, konsep pembangunannya tidak melupakan sejarah dari kedua sekolah tersebut," ujar Encik Widyani di Samarinda, Senin.
Encik mengakui secara kelembagaan DPRD Kaltim memang telah mendukung pembongkaran bekas gedung sekolah tertua di Samarinda itu menjadi taman kota, namun bukan berarti pemerintah setempat bisa menghilangkan begitu saja nilai sejarahnya..
Sebab menurut Encik, tingginya nilai sejarah lahan seluas kurang lebih 1,2 hektare tersebut, layak diapresiasi dalam bentuk konsep tertentu. Bisa berupa monumen atau lainnya.
"Faktanya, banyak tokoh-tokoh, pejabat serta orang-orang hebat yang dilahirkan lewat sekolah ini. Sudah seharusnya memori yang berharga tersebut diwujudkan dalam sebuah monumen ataupun apapun yang bisa mengingatkan keberadaannya," tutur politikus yang juga alumni SMAN 1 dan SMPN 1 Samarinda ini.
Ia berpendapat apapun wujud penghargaan lokasi itu nantinya, yang terpenting adalah cerita sejarah dibalik berdirinya kedua sekolah yang berada di pusat Kota Samarinda tersebut.
"Yang pasti pada salah satu sudut taman kota terdapat monumen ataupun terdapat taman baca serta ruang yang bisa membangkitkan berjuta-juta kisah dari sekolah ini. Apalagi saya pun dulunya bersekolah di situ, sudah pasti siapapun yang mengetahui tentang sejarah gedung ini akan sepakat jika dibangunkan sebuah monumen," jelas Encik.
Sebagai informasi, bangunan sekolah ini sudah tak lagi difungsikan. Aktivitas belajar- mengajar berpindah ke bangunan sekolah baru yang kini di Jalan Kadrie Oening, Samarinda.
"Sayangnya pengerjaan taman kota belum bisa digarap karena beberapa kendala. Kabarnya karena lelang pembongkaran gedung yang telah dilakukan sebanyak tiga kali tersebut belum ada yang tertarik. Bisa jadi karena kurangnya publikasi atau bisa jadi nilai lelangnya yang menjadi masalah," urai Encik, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim ini. (Humas DPRD Kaltim/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013