Bandung (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen mendukung TNI dalam mempertahankan kedaulatan Tanah Air dengan memberikan hibah satu unit Helikopter Bell-412 EP senilai Rp120 miliar buatan dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Persero).
Secara resmi helikopter tersebut diserahkan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak kepada Kementerian Pertahanan di Hanggar Rotary Wing, PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung, Sabtu (13/7).
Acara penyerahan dihadiri Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo, Direktur Utama PT DI Budi Santoso, Pangdam VI/Mulawarman Mayjend TNI Dicky Wainal Usman dan Plt Ketua DPRD Kaltim, HM Syahrun.
"Hibah helikopter ini merupakan salah satu program hibah dari Pemprov Kaltim dalam rangka pengamanan dan perbatasan, khususnya di wilayah Kaltim. Jadi ini bukan untuk mewah-mewahan, tapi untuk kepentingan rakyat," kata Gubernur Awang Faroek.
Awang mengakui, Kaltim sangat berkepentingan dengan Helikopter Bell-412 EP tersebut yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AD. Jenis helikopter ini sangat andal di kelasnya, yakni mampu melaksanakan misi-misi militer dengan baik.
Selain itu, helikoper ini juga mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR, dan pemadam kebakaran yang sangat cocok untuk membantu operasionalisasi TNI, khususnya di Kaltim.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menambahkan, Helikopter Bell-412 EP akan mendukung pengamanan dan pertahanan wilayah RI dan akan memperkuat Skuadron Serbu di Berau.
â€Helikopter jenis ini berkapasitas 13 penumpang dengan diawaki 2 pilot. Selain itu, terdapat pula perangkat canggih seperti radar dan forward looking infra red (FLIR) sehingga mampu mendeteksi sasaran. Powernya juga lebih besar dengan daya jelajah lebih luas,†jelasnya.
Menurut Menhan, satu pesawat helikopter Bell-412 EP sebenarnya tidak cukup untuk pengawasan dan pengamanan jika dibandingkan dengan luas wilayah perbatasan Kaltim-Kalimantara Utara (Kaltara) sepanjang sepanjang 1.038 km, karena itu perlu tambahan.
Berminat
Gubernur Kaltim Awang Faroek mengatakan, Pemprov Kaltim juga berminat membeli Peswat Udara CN 295 buatan PTDI, yakni pesawat angkut yang bisa digunakan untuk mendukung pembangunan di perbatasan.
Diungkapkan, harga semen di perbatasan bisa mencapai Rp1 juta per sak, Kalau ada pesawat CN 295, maka semen bisa diangkut dan harga semen di kota akan sama dengan harga di perbatasan.
Hal tersebut sangat memungkinkan, karena di daerah perbatasan kini dilakukan pembangunan bandara dibantu TNI-AD melalui â€Operasi Bhakti Kartika Jayaâ€, yaitu bandara di Long Bawan Kabupaten Nunukan, Long Ampung di Kabupaten Malinau dan Data Dawai di Kabupaten Kutai Barat.
"Jadi, kalau kami beli pesawat jangan diributkan, tapi sebenarnya itu untuk kepentingan rakyat Kaltim,†tegas Awang Faroek di hadapan para wartawan Nasional yang meliput acara penyerahan Helikopter Bell-412 EP.
Dirut Budi Santoso mengharapkan, hibah Pemprov Kaltim tersebut juga bisa memotivasi provinsi lain. "Kepercayaan seperti ini akan memberi dampak luas bagi industri strategis seperti yang dikerjakan PTDI," katanya. (Humas Pemprov Kaltim/adv/ri)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Secara resmi helikopter tersebut diserahkan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak kepada Kementerian Pertahanan di Hanggar Rotary Wing, PT Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung, Sabtu (13/7).
Acara penyerahan dihadiri Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo, Direktur Utama PT DI Budi Santoso, Pangdam VI/Mulawarman Mayjend TNI Dicky Wainal Usman dan Plt Ketua DPRD Kaltim, HM Syahrun.
"Hibah helikopter ini merupakan salah satu program hibah dari Pemprov Kaltim dalam rangka pengamanan dan perbatasan, khususnya di wilayah Kaltim. Jadi ini bukan untuk mewah-mewahan, tapi untuk kepentingan rakyat," kata Gubernur Awang Faroek.
Awang mengakui, Kaltim sangat berkepentingan dengan Helikopter Bell-412 EP tersebut yang nantinya akan dioperasikan oleh TNI AD. Jenis helikopter ini sangat andal di kelasnya, yakni mampu melaksanakan misi-misi militer dengan baik.
Selain itu, helikoper ini juga mampu melaksanakan penerbangan sipil, operasi SAR, dan pemadam kebakaran yang sangat cocok untuk membantu operasionalisasi TNI, khususnya di Kaltim.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menambahkan, Helikopter Bell-412 EP akan mendukung pengamanan dan pertahanan wilayah RI dan akan memperkuat Skuadron Serbu di Berau.
â€Helikopter jenis ini berkapasitas 13 penumpang dengan diawaki 2 pilot. Selain itu, terdapat pula perangkat canggih seperti radar dan forward looking infra red (FLIR) sehingga mampu mendeteksi sasaran. Powernya juga lebih besar dengan daya jelajah lebih luas,†jelasnya.
Menurut Menhan, satu pesawat helikopter Bell-412 EP sebenarnya tidak cukup untuk pengawasan dan pengamanan jika dibandingkan dengan luas wilayah perbatasan Kaltim-Kalimantara Utara (Kaltara) sepanjang sepanjang 1.038 km, karena itu perlu tambahan.
Berminat
Gubernur Kaltim Awang Faroek mengatakan, Pemprov Kaltim juga berminat membeli Peswat Udara CN 295 buatan PTDI, yakni pesawat angkut yang bisa digunakan untuk mendukung pembangunan di perbatasan.
Diungkapkan, harga semen di perbatasan bisa mencapai Rp1 juta per sak, Kalau ada pesawat CN 295, maka semen bisa diangkut dan harga semen di kota akan sama dengan harga di perbatasan.
Hal tersebut sangat memungkinkan, karena di daerah perbatasan kini dilakukan pembangunan bandara dibantu TNI-AD melalui â€Operasi Bhakti Kartika Jayaâ€, yaitu bandara di Long Bawan Kabupaten Nunukan, Long Ampung di Kabupaten Malinau dan Data Dawai di Kabupaten Kutai Barat.
"Jadi, kalau kami beli pesawat jangan diributkan, tapi sebenarnya itu untuk kepentingan rakyat Kaltim,†tegas Awang Faroek di hadapan para wartawan Nasional yang meliput acara penyerahan Helikopter Bell-412 EP.
Dirut Budi Santoso mengharapkan, hibah Pemprov Kaltim tersebut juga bisa memotivasi provinsi lain. "Kepercayaan seperti ini akan memberi dampak luas bagi industri strategis seperti yang dikerjakan PTDI," katanya. (Humas Pemprov Kaltim/adv/ri)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013