Bontang (ANTARA Kaltim) - Kantor Pos Kota Bontang Kalimantan Timur menyalurkan 380 kartu bantuan siswa miskin (BSM) untuk dua wilayah kerjanya di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.

"Sebanyak 380 kartu BSM harus disalurkan untuk siswa sekolah dari keluarga miskin, dan datanya campur antara keduanya yakni Bontang dan Kutai Timur," kata Kepala Kantor Pos Bontang, Surya Hambali, di Bontang, Sabtu.

Dia mengatakan latar belakang program bantuan siswa miskin (BSM) itu karena meski dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diharapkan dapat meningkatkan jumlah keikutsertaan peserta didik, tetapi masih banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah, putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang pendidikan berikutnya.

Salah satu penyebab hal tersebut adalah kesulitan orangtua/keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan lainnya seperti baju seragam, buku tulis, sepatu, biaya transportasi maupun biaya pendidikan lainnya yang tidak ditanggung oleh dana BOS.

"Hal inilah yang melatarbelakangi dikembangkannya Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan tahun ini untuk Bontang dan Kutim total 380 kartu BSM.  Namun untuk penyaluran terkendala alamat siswa dan sekolahnya yang tidak dicantumkan dalam data yang diberikan pusat," ujarnya sambil menyebutkan saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan dinas pendidikan di Bontang dan Kutim.

Program BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah.

Melalui Program BSM ini diharapkan anak usia sekolah dari rumah-tangga/keluarga miskin dapat terus bersekolah, tidak putus sekolah, dan di masa depan diharapkan mereka dapat memutus rantai kemiskinan yang saat ini dialami orangtuanya.  

Program BSM juga mendukung komitmen pemerintah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan di Kabupaten/Kota miskin dan terpencil serta pada kelompok marjinal.

Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan beasiswa, karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa)mempertimbangkan kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan mempertimbangkan prestasi siswa.

Sementara itu, penerima BSM untuk Sekolah Dasar/SD dari keluarga miskin yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan, dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Sekolah dengan kriteria: memiliki tingkat kehadiran 75 persen di sekolah, memiliki kepribadian terpuji (rajin dan disiplin), taat aturan dan tata tertib, santun, serta tidak merokok atau terlibat narkoba.

Penerima BSM untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah siswa miskin yang memenuhi sekurang – kurangnya satu dari kriteria sebagai berikut yakni orang tua siswa terdaftar sebagai peserta PKH, memiliki kartu miskin, yatim dan/atau piatu, pertimbangan lain misalnya, kelainan fisik, korban musibah berkepanjangan, anak korban PHK, atau indikator lokal lainnya.

"Khusus 380 kartu BSM ini adalahh siswa kelas enam SD yang akan melanjutkan ke SMP," kata Surya Hambali.

Surya menitip pesan agar pihak sekolah tidak memotong sedikitpun dana BSM yang memang diperuntukkan bagi siswa dari keluarga miskin untuk keperluan sekolah mereka nantinya.

"Karena ada pengalaman kadang secara fisik siswa yang menerima dana yang disalurkan dari pos tetapi kadang diminta guru dan dana yang sampai tidak utuh lagi," ujarnya. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013