Tenggarong (ANTARA Kaltim)  - Yayasan Konservasi Rare Aquatic Speciesof Indonesia (Rasi) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kutai Kartanegara, menggelar latihan ekowisata pesut dan keanekaragaman hayati lainnya mulai 25-26 Mei 2013 di Desa Sangkuliman Kecamatan Kota Bangun.

Acara yang dipandu dua peneliti dari Rasi, Danielle Creb dan Budiono, sekaligus sebagai narasumber tersebut, diikuti peserta dari beberapa biro perjalanan wisata di Kaltim, pemandu wisata, motoris perahu bermotor, staf Disbudpar dan beberapa jurnalis yakni dari National Geographic, Tribun Kaltim dan Antara Kaltim.

Kegiatan itu juga dihadiri Kepala Disbudpar Kutai Kartanegara Sri Wahyuni.

Ekowisata adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan, dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek
pembelajaran dan pendidikan.

Dikatan Sri, ekowisata sebagai acuan dalam memanfaatkan potensi kawasan secara lestari.

"Sasarannya mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan keanekaragaman hayati di taman wisata alam, melalui kegiatan pariwisata," ujarnya.

Upaya pelestarian lingkungan tersebut telah digarap Rasi bersama pemerintah dan masyarakat Desa setempat, sehingga Sangkuliman rencananya akan dijadikan lokasi ekowisata.

Selain itu, diketahui bahwa pesut yang merupakan mamalia Mahakam terancam punah itu juga kerap
terlihat di perairan Sangkuliman.

Untuk mendukung ekowisata itu, sudah ada kesedian beberapa masyarakat untuk menjadikan rumahnya sebagai 'home stay' untuk wisatawan maupun peneliti.

Selain itu letak Sangkuliman, juga berdampingan dengan Danau Semayang dan tak jauh dari wilayah cagar alam Sedulang MUara Kaman.

Sehingga menurut Sri, tinggal bagaimana menyusun paket perjalanan wisatanya maka perlu bersinergi dengan biro perjalanan wisata.

Danielle mengatakan, sebagai perintis dukungan ekowisata tersebut, pihaknya bersama Kepala Desa Sangkuliman telah mensosialisasikan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan, agar keanekaragaman hayati tetap lestari.

Adapun usaha yang telah dilakukan Rasi diantaranya, mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah non organik ke sungai, menangkap ikan dengan alat yang ramah tak berbahaya bagi pesut, hingga merekomendasikan usaha budidaya ikan untuk mengganti usaha perikanan
tangkap.

"Syukurlah sekarang masyarakat tidak lagi membuang sampah plastik kesungai dan mulai beralih berusaha memelihara ikan dalam karamba," ujar peneliti asal Belanda tersebut.

Dengan prilaku masyarakat menyayangi lingkungan, menurut Danielle pesut kerap terlihat di sekitar perairan Sangkuliman. Sehingga pesut dan perilaku masyarakat setempat bisa merupakan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Sangkuliman dan sekitarnya. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013