Samarinda (ANTARA Kaltim) - Terdapat tiga jalur lalu lintas rawan kecelakaan di Provinsi Kaltim yang menjadi perhatian Dinas Perhubungan (Dishub) setempat dan telah diteliti sehingga dalam waktu dekat akan dilakukan langkah untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishub Kaltim Mahmud Samsul Hadi di Samarinda, Jumat, mengatakan tiga jalur yang menjadi perhatian sekaligus telah diteliti itu adalah ruas Samarinda - Balikpapan, Samarinda - Bontang, dan Penajam - Kuaro.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui daerah yang sering terjadi kecelakaan dan daerah yang rawan kecelakaan atau secara teknis cenderung menimbulkan kecelakaan, sehingga perlu rekomendasi dan penanganan supaya kecelakaan dapat diminimalkan atau dihindari.

Dari hasil survei, lanjutnya, jalur Samarinda - Bontang merupakan ruas yang paling kritis. Tim mendata terdapat 11 titik yang rawan kecelakaan.

Salah satu titik yang paling rawan adalah di tanjakan Gunung Menangis jalur Samarinda - Bontang.

Sudut kemiringan di jalur yang memiliki panjang sekitar 700 meter ini mencapai 22 derajat. Kondisi ini membuat kendaraan sulit menanjak dan kerap terjadi kecelakaan.

Untuk itu, di titik tersebut direkomendasikan untuk mengatasinya, yakni dengan cara memotong bukit dan menutup jurang yang ada. Langkah ini diharapkan mampu meminimalisir kecelakaan.

Jalur lainnya adalah di tanjakan Talangsari, Samarinda Utara. Daerah ini cukup rawan karena selain memiliki sudut kemiringan 16 derajat, juga ada persimpangan serta jalan keadaan yang menikung.

Rekomendasi untuk jalur itu adalah dengan cara dilebarkan sehingga kendaraan dari arah Samarinda memiliki dua jalur.

Apabila jalan sudah dilebarkan, maka kendaraan berat dapat disalip oleh kendaraan kecil tanpa mengganggu kelancaran lalu lintas dari arah berlawanan, termasuk di jalur itu akan diberi batas median jalan,

Sementara untuk jalur Samarinda - Balikpapan didata terdapat tujuh titik rawan kecelakaan. Daerah rawan kecelakaan umumnya berada di daerah Bukit Soeharto, yakni karena kondisi jalan yang sempit dan banyaknya tikungan, termasuk banyaknya jalan yang longsor.

Sedangkan untuk jalur Penajam - Kuaro, umumnya kecelakaan terjadi akibat jalan yang rusak serta perbaikan jalan yang belum selesai.

Dia juga mengatakan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan salah penyebab kematian terbesar di Indonesia, termasuk di Kaltim.

Jumlah korban yang cukup besar akan memberikan dampak ekonomi (kerugian material) dan sosial yang tidak sedikit.

Berbagai usaha prefentif hingga perbaikan lalu lintas dengan melibatkan berbagai pihak terkait telah dilakukan, tetapi hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam meningkatkan keamanan lalu lintas di jalan, katanya, terdapat tiga bagian yang saling berhubungan dengan operasi lalu lintas, yakni pengemudi, kendaraan, dan jalan raya.

Data kecelakaan yang ada dari Jasa Marga dari tahun ke tahun menyebutkan, penyebab kecelakaan yang terbesar disebabkan oleh faktor manusia (pengemudi), sedangkan penyebab kecelakaan akibat kendaraan dan jalan raya (geometrik) sangat kecil pengaruhnya. (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013