Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Ambon mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi mencapai empat meter di Laut Maluku pada 31 Januari - 1 Februari 2022
Gelombang tinggi 2,5 meter hingga empat meter berpeluang terjadi di Laut Banda Selatan, perairan kepulauan Sermata - Leti, perairan Kepulauan Babar, Tanimbar dan laut Arafuru yang berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Ashar di Ambon, Senin.
Gelombang setinggi 1,25 -1,50 meter (sedang) juga berpeluang terjadi di Laut Seram, perairan Buru, perairan Pulau Ambon dan Kepulauan Lease, Selatan Pulau Seram, laut Banda bagian barat, perairan Kei, dan Aru.
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara, umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut, dengan kecepatan 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya bergerak dari barat daya - barat laut, dengan kecepatan 8- 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan NTT, perairan Kepulauan Sermata hingga kepulauan Tanimbar, laut Arafuru, Seram dan laut Banda.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran. Risiko tinggi untuk perahu nelayan, jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, sedangkan kapal tongkang 16 knot dengan tinggi gelombang 1,5 meter.
Sementara risiko tinggi untuk kapal feri kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar, risiko tinggi jika menghadapi kecepatan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada," kata Ashar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
Gelombang tinggi 2,5 meter hingga empat meter berpeluang terjadi di Laut Banda Selatan, perairan kepulauan Sermata - Leti, perairan Kepulauan Babar, Tanimbar dan laut Arafuru yang berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Ashar di Ambon, Senin.
Gelombang setinggi 1,25 -1,50 meter (sedang) juga berpeluang terjadi di Laut Seram, perairan Buru, perairan Pulau Ambon dan Kepulauan Lease, Selatan Pulau Seram, laut Banda bagian barat, perairan Kei, dan Aru.
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara, umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut, dengan kecepatan 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah selatan Indonesia umumnya bergerak dari barat daya - barat laut, dengan kecepatan 8- 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan NTT, perairan Kepulauan Sermata hingga kepulauan Tanimbar, laut Arafuru, Seram dan laut Banda.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memperhatikan risiko tinggi keselamatan pelayaran. Risiko tinggi untuk perahu nelayan, jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, sedangkan kapal tongkang 16 knot dengan tinggi gelombang 1,5 meter.
Sementara risiko tinggi untuk kapal feri kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar, risiko tinggi jika menghadapi kecepatan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada," kata Ashar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022