Nunukan (ANTARA Kaltim) - Rasa kebersamaan yang mulai terkikis bahkan hilang di kalangan masyarakat perlu ditumbuhkan kembali dengan menyesuaikan kondisi kehidupan saat ini, demikian Bupati Nunukan Kalimantan Utara, Drs Basri, Selasa.

Munculnya gejolak sosial yang terjadi belakangan ini, merupakan dampak hilangnya rasa kebersamaan dan tidak saling menghargai satu sama lainnya.

Bupati Nunukan meminta kepada seluruh masyarakatnya untuk menumbuhkan kembali rasa kebersamaan itu melalui bulan bakti gotong royong masyarakat yang dicanangkan 10 Mei 2013 di Kecamatan Sebatik Barat.

Sebagai wilayah yang berada di perbatasan RI-Malaysia, masyarakat Kabupaten Nunukan dituntut untuk kembali menanamkan rasa senasib sepenanggungan dalam jiwa masing-masing dan pada akhirnya rasa kebersamaan akan tumbuh kembali.

Oleh karena itulah, Basri mengharapkan melalui "Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat" tersebut nilai-nilai saling memanusiakan dapat kembali tercipta di tengah-tengah masyarakat perbatasan.

Kebersamaan dinilai sangat penting sebagai upaya menciptakan segala aspek kehidupan masyarakat, kata Basri saat membuka pencanangan bulan bakti gotong royong masyarakat di Kecamatan Sebatik Barat, Jumat (10/5).

Harapan itu sangat didambakan pemerintah Kabupaten Nunukan dalam rangka kemajuan dan peningkatan pembangunan demi kepentingan masyarakat perbatasan sendiri.

Menurut mantan Dandim 0911 Nunukan ini, gotong royong penting untuk ditumbuhkan kembali sebab selama ini sikap tersebut telah hilang dan sangat jarang dilaksanakan masyarakat sehingga berdampak pada proses pembangunan wilayah perbatasan.

Ia mencontohkan, masyarakat dapat melakukan perbaikan pembangunan yang dinilainya mengalami kerusakan kecil tanpa selalu mengharapkan anggaran dari pemerintah daerah yang proses pengesahannya butuh waktu yang lama.

Misalnya, apabila masyarakat menemukan kondisi jalanan di sekitarnya dapat diperbaiki dengan menimbun tanah atau kerikil secara bersama-sama agar jalanan tersebut tidak semakin rusak.

Selain itu, tegas Basri, sikap gotong royong juga dapat meminimalisir kesalahpamahan di tengah-tengah masyarakat karena saling kenal dan tercipat saling menghargai satu sama lainnya.

Kemudian, kata dia, kebersamaan juga berdampak positif dalam menciptakan ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar karena merasa saling membutuhkan dan secara tidak langsung senasib sepenanggungan akan tumbuh subur di benak masyarakat.

Melalui bulan bakti gotong royong masyarakat ini, banyak hal yang dapat direalisasikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan melalui saling mencintai dan menghormati serta tentunya dapat memunculkan saling membantu dan tolong menolong.

Tanpa adanya sikap gotong royong atau kebersamaan dalam hati nurani masyarakat, maka saling menghormati dan tolong menolong akan semakin terkikis yang ujung-ujungnya menimbulkan kesenjangan sosial yang tinggi.

Bupati Nunukan itu menyebutkan melalui bulan bakti gotong royong tersebut sikap senasib sepenanggungan dapat ditumbuhkan kembali secara menyeluruh sehingga kemajuan pembangunan lebih mudah dirasakan secara bersama-sama pula.

Ia berpandangan meskipun era sekarang ini sikap tenggang rasa dan saling menghargai secara perlahan-lahan menghilang tetapi diharapkan mulai sekarang ini pula hal itu dapat kembali dimunculkan seperti sebelumnya dengan berpegang teguh pada saling membutuhkan.

Pencanangan bulan bakti gotong royong masyarakat yang dihadiri sejumlah pejabat di wilayah itu serta tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat, diwarnai pula pemberian penghargaan kepada 11 warga Kecamatan Sebatik Barat yang dinilai berjasa dalam memajukan pembangunan.

Warga yang mendapatkan penghargaan itu, dengan rela menghibahkan lahan miliknya untuk kepentingan pembangunan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat seperti pembangunan Kantor Camat Sebatik Barat, perusahaan daerah air minum (PDAM) dan berbagai perkantoran lainnya.

Basri menilai bulan bakti gotong royong masyarakat tersebut senapas dengan upaya percepatan pembangunan sebagaimana dengan programnya yang dituangkan dalam konsep "Gerbang Emas" yaitu gerakan pembangunan ekonomi mandiri, aman dan sejahtera.

Disamping itu, sasaran utama bulan bakti itu adalah bagaimana menumbuhkan sikap kebersamaan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang bakal terjadi di tengah-tengah masyarakat agar kesalahpahaman dapat diperkecil sedini mungkin sebelum menjurus pada masalah besar yang mengganggu ketentraman kehidupan masyarakat.

Jika, kata Basri, sikap gotong royong dapat ditumbuhkan kembali akan lebih mudah menggapai segala impian sebagai dampak dari manfaatnya.

Kebersamaan pula dapat menjadi media bagi pemerintah dan seluruh masyarakat dalam penguatan rasa persatuan dan kesatuan bagi masyarakat dalam kerangka meningkatkan peran aktif dalam setiap proses penyelenggaraan pembangunan.

Dengan tumbuhnya rasa persatuan maka sikap nasionalisme masyarakat perbatasan secara perlahan-lahan dapat lebih meningkat pula sehingga ancaman dari negara lain mudah dipatahkan.

Bulan bakti gotong royong yang direncanakan berlangsung hingga 1 Juni 2013 itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Nunukan, Drs Sanusi melaporkan akan dilaksanakan berbagai kegiatan seperti pembersihan lingkungan sekitar, pengembangan ekonomi masyarakat, sosial budaya dan lingkungan hidup.

Selanjutnya dia mengutarakan hal lain yang dapat dilaksanakan adalah mengenai tercipatnya ketertiban dan keamanan masyarakat dan lain-lainnya yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat sekitar. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013