Warga Desa Muhuran Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara tetap bertahan menanam padi meski sering gagal panen karena kemarau maupun dilanda banjir.
 

“Saat musim kemarau, mereka bisa memanen padi hingga seluas 158 hektare, rata-rata per hektare menghasilkan 4 ton gabah kering," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)  Desa Muhuran, Badriansyah, Kamis.

Sedangkan pada musim banjir  September 2021 lalu, petani di Desa Muhuran harus melakukan panen dini, sebab air mulai pasang, banjir menggenangi areal persawahan mereka.

Menurut Badriansyah warga Desa Muhuran meski menemui sejumlah kendala namun masih bisa menghasilkan produksi beras untuk mencukupi kebutuhan untuk 229 KK yang ada.

Kepala Desa Muhuran Akhmad Nur, mencontohkan dirinya, lebih dari 20 tahun tidak pernah membeli beras.

"Petani di sini sekali panen padi cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari setahun, sisanya mereka jual," kata Nur.

Warga Desa Muhuran meski gagal dalam penen padi pada saat banjir tetapi ada keberkahan dibalik itu semua, berganti hasil tangkapan ikan warga meningkat.

Selain itu warga Desa Muhuran juga mendapat bantuan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Sub DAS Belayan.

Kepala Desa Muhuran Akhmad Nur (ANTARA/Sapri Maulana)

Sementara penyuluh dari KPHP DAS Belayan Elfin menjelaskan, ada beberapa kegiatan yang mereka gelar, bekerjasama dengan sejumlah yayasan, salah satunya Yayasan BIOMA.

Mereka menggelar pelatihan pengelolaan kelembagaan dan mendirikan lembaga pengelolaan hutan desa (LPHD).

"Terkait pengelolaan hutan desa, hak pengelolaan diberikan Kementerian Kehutanan kepada LPHD Muhuran seluas 1.567 hektare,"katanya.

Desa Muhuran memiliki luasan wilayah 5.640 hektare. Di mana 90 persen wilayahnya masuk dalam kawasan hutan gambut.

Selain LPHD, juga ada kelompok tani hutan (KTH) yang membudidayakan madu kelulut.

Salah satu lahan budidaya madu kelulut di Desa Muhuran seluas 20 kali 40 meter persegi, per bulan bisa menghasilkan 6 liter madu kelulut. Per liter madu dijual seharga Rp400 ribu.

Kemudian, KPHP juga memfasilitasi pembentukan masyarakat peduli api (MPA).

"Secara periodik kami ajak patroli pencegahan, sebab lahan gambut kalau sudah terbakar penanganannya cukup sulit," kata Elfin.

Sekadar diketahui Desa Muhuran belum teraliri listrik 24 jam, mereka menggunakan pasokan listrik dari mesin diesel. Listrik beroperasi (menyala) dari pukul 18.00 wita sampai pukul 22.00 wita.

Meski demikian Kepala Desa Muhuran Akhmad Nur telah menyampaikan hal itu kepada Bupati Kutai Kartenagara Edi Damansyah untuk pemenuhan kebutuhan listrik 24 jam di Desa Muhuran.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memberi sinyal dalam tahun ini persoalan listrik di Desa Muhurun akan ditingkatkan.
 

Pewarta: Sapri Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022