Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Dinas Pendidikan Kota Balikpapan mencatat sedikitnya ada 20 hingga 30 anak yang putus sekolah per tahun di salah satu kota terbesar di Kaltim itu.

"Sebagian besar mereka anak dari keluarga pendatang, maksudnya yang baru setahun atau dua tahun bermukim di Balikpapan," kata Heri Misnoto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Senin.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, para siswa yang putus sekolah ini masih punya pilihan untuk melanjutkan pendidikannya. Sebelumnya anak-anak tersebut bersekolah di tempat asalnya namun tidak melanjutkan lagi di Balikpapan, atau pernah meneruskan sekolah di Balikpapan namun kemudian putus karena berbagai alasan.

"Mereka masih bisa melanjutkan pendidikan, diantaranya melalui Yayasan Asah Pena yang diampu Ny Arita Rizal Effendi," kata Misnoto.

Ny Arita adalah isteri Wali Kota Rizal Effendi dan menjadi aktivis pendidikan melalui yayasan tersebut.

Yayasan Asah Pena menggelar sejumlah program pendidikan luar sekolah, seperti Kejar Paket B untuk setara SMP dan SMA.

Selain itu, menurut Kepala Dinas Pendidikan, sekolah-sekolah juga memiliki program Bina Lingkungan, dimana anak yang berprestasi, baik secara akademik maupun ekstrakurikuler, meski tidak memiliki kemampuan keuangan yang baik, dapat terus bersekolah dengan berbagai macam dispensasi.

"Kami sedang berusaha agar tidak ada alasan untuk putus sekolah di Balikpapan," ujar lanjut Misnoto.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan, penyebab anak putus sekolah terutama ketiadaan biaya dan atau lemahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan.

Apalagi kemudian si anak diperlukan tenaganya untuk turut mencari nafkah meringankan beban orangtua.

"Hal begitu umumnya terjadi pada nelayan. Orangtua biasa mengajak anaknya melaut untuk membantu menangkap ikan. Anak yang sudah kelelahan bekerja tentu tak bisa diajak masuk sekolah," katanya.

Begitu pula anak yang sudah merasakan nikmatnya uang dari hasil pencahariannya sendiribiasanya jadi memandang remeh sekolah, sebab saat ini tanpa sekolah pun sudah bisa memiliki penghasilan sendiri.

Untuk anak-anak yang sibuk bekerja itu, jelas Misnoto, tersedia program belajar Kejar Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C. Paket A untuk setara sekolah dasar, Paket B setara dengan SMP, dan Paket C sejajar dengan SMA.

Penyelenggara paket-paket tersebut salah satunya adalah Asah Pena, yang memberikan semacam beasiswa untuk anak-anak yang putus sekolah itu sehingga mereka tidak perlu membayar apa pun untuk belajar.

"Jadi kami di Balikpapan memaksimalkan lembaga yang sudah ada saja untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan ini," sebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Heri Misnoto. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013