Samarinda (ANTARA Kaltim) - Usaha perkebunan karet yang sebagian besar dilakukan rakyat di Provinsi Kalimantan Timur tersebar di 12 kabupaten/kota, dengan lahan perkebunan terluas berada di Kabupaten Kutai Barat.
"Total areal perkebunan karet di 12 dari 14 kabupaten/kota di Kaltim itu mencapai 91.254 hektare sehingga mampu berproduksi karet mentah (lumb) sebanyak 74.648 ton per tahun," ujar Etnawati, Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda, Sabtu.
Dari hasil itu, berarti rata-rata produksinya adalah 1.743 kilogram per hektare (ha). Tenaga kerja yang terlibat dalam penyadapan karet dan kegiatan sejenisnya mencapai 55.930 orang.
Sentra perkebunan karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat yang mencapai 35.092 ha dengan produksi 45.415 ton. Disusul Kabupaten Kutai Kartanegara 15.415 ha dengan produksi 9.731 ton.
Berikutnya Kabupaten Paser seluas 12.597 ha dengan produksi 10.272 ton, Penajam Paser Utara (PPU) seluas 10.733 ha dengan produksi 1.477 ton, Kutai Timur seluas 8.211 ha dengan produksi 1.755 ton.
Selanjutnya di Kota Balikpapan seluas 4.428 ha dengan produksi 5.013 ton, Kabupaten Berau 2.276 ha dengan produksi 693 ton, di Malinau seluas 1.466 ha, Samarinda 725 ha, Bulungan 178 ha, Nunukan 109 ha, dan Tana Tidung 24 ha dan belum berproduksi.
Sebagian besar perkebunan karet Kaltim dilakukan masyarakat atau perkebunan rakyat yang sekitar 84.250 ha, 709 ha merupakan perkebunan besar negara atau milik BUMN (PT Perkebunan Nusantara), dan terdapat 6.295 ha milik perkebunan swasta.
Saat ini di Kecamatan Barong Tongkok, kutai barat, telah berdiri pabrik karet milik PT Davco yang memproduksi SIR 10 dan SIR 20 sehingga masyarakat dapat langsung menjual karet hasil kebunnya ke pabrik tersebut.
Sebelumnya, produksi karet mentah asal Kaltim dipasarkan ke Kalimantan Selatan maupun Surabaya untuk kebutuhan pabrik crumb rubber, padahal oleh pelaku usaha di dua daerah itu, karet asal Kaltim diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri karet dunia.
Saat ini harga karet di Kaltim cukup baik dengan kisaran Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram, sehingga Dinas Perkebunan Kaltim terus mendorong percepatan peremajaan karet rakyat dengan menggunakan klon unggul, yakni bibit hasil persilangan sehingga lebih produktif. ***3***
Arief Mujayatno
(T.KR-GFR/B/A041/A041) 27-04-2013 14:55:23
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Total areal perkebunan karet di 12 dari 14 kabupaten/kota di Kaltim itu mencapai 91.254 hektare sehingga mampu berproduksi karet mentah (lumb) sebanyak 74.648 ton per tahun," ujar Etnawati, Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda, Sabtu.
Dari hasil itu, berarti rata-rata produksinya adalah 1.743 kilogram per hektare (ha). Tenaga kerja yang terlibat dalam penyadapan karet dan kegiatan sejenisnya mencapai 55.930 orang.
Sentra perkebunan karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat yang mencapai 35.092 ha dengan produksi 45.415 ton. Disusul Kabupaten Kutai Kartanegara 15.415 ha dengan produksi 9.731 ton.
Berikutnya Kabupaten Paser seluas 12.597 ha dengan produksi 10.272 ton, Penajam Paser Utara (PPU) seluas 10.733 ha dengan produksi 1.477 ton, Kutai Timur seluas 8.211 ha dengan produksi 1.755 ton.
Selanjutnya di Kota Balikpapan seluas 4.428 ha dengan produksi 5.013 ton, Kabupaten Berau 2.276 ha dengan produksi 693 ton, di Malinau seluas 1.466 ha, Samarinda 725 ha, Bulungan 178 ha, Nunukan 109 ha, dan Tana Tidung 24 ha dan belum berproduksi.
Sebagian besar perkebunan karet Kaltim dilakukan masyarakat atau perkebunan rakyat yang sekitar 84.250 ha, 709 ha merupakan perkebunan besar negara atau milik BUMN (PT Perkebunan Nusantara), dan terdapat 6.295 ha milik perkebunan swasta.
Saat ini di Kecamatan Barong Tongkok, kutai barat, telah berdiri pabrik karet milik PT Davco yang memproduksi SIR 10 dan SIR 20 sehingga masyarakat dapat langsung menjual karet hasil kebunnya ke pabrik tersebut.
Sebelumnya, produksi karet mentah asal Kaltim dipasarkan ke Kalimantan Selatan maupun Surabaya untuk kebutuhan pabrik crumb rubber, padahal oleh pelaku usaha di dua daerah itu, karet asal Kaltim diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri karet dunia.
Saat ini harga karet di Kaltim cukup baik dengan kisaran Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram, sehingga Dinas Perkebunan Kaltim terus mendorong percepatan peremajaan karet rakyat dengan menggunakan klon unggul, yakni bibit hasil persilangan sehingga lebih produktif. ***3***
Arief Mujayatno
(T.KR-GFR/B/A041/A041) 27-04-2013 14:55:23
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013