Komunitas pecinta sungai di Kota Samarinda, Kalimantan Timur sejak 2016 hingga sekarang sudah menanam lebih dari 10.000 pohon di sempadan Sungai Karang Mumus, sehingga pohon-pohon tersebut kini tingginya ada yang lebih dari 5 meter.
"Pohon yang ditanam ini ada beberapa jenis, namun yang paling banyak adalah pohon lokal dan khas sungai," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Misman di Samarinda, Sabtu.
Pohon lokal yang telah ditanam itu antara lain rengas, ipil, kratom, ara, bungur, kademba, singkuang, putat, bengalon, rambai, ulin, dan aneka spesies lainnya.
Selain itu, ada juga pohon buah seperti durian, lai, jambu air, jambu kristal, sukun, kulur, sirsak, srikaya, anona, bahkan ada juga pohon kemiri untuk bumbu dapur.
Sejumlah pohon buah tersebut, lanjut Misman, bahkan sudah banyak yang berbuah sejak tahun lalu dan buahnya sudah sering dipanen oleh warga, termasuk oleh anggota GMSS-SKM ketika lelah menanam maupun merawat pohon.
"10 ribu pohon lebih yang telah tertanam ini tersebar pada 8 blok sepanjang 3 kilometer di sekitar Sekolah Sungai Karang Mumus (Sesukamu) di kawasan Muang, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, yakni pada sisi kanan dan kiri sungai," katanya.
Hal ini dikatakan Misman saat menerima kunjungan rombongan Biro Antara Provinsi Kalimantan Timur ke kawasan tersebut, untuk membantu menanam bibit pohon sekaligus merawat tanaman dalam rangkaian Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI).
Menurut Abdul Hakim Muhidin, Kepala Biro Antara Provinsi Kalimantan Timur, kehadirannya bersama karyawan Antara dan mitra kerja Antara ke Sesukamu di Muang ini untuk membantu Komunitas GMSS-SKM Samarinda yang sejak tahun 2015 konsisten merawat sungai.
Di tahun 2015, komunitas ini mengawali kegiatan dengan memungut sampah di kawasan sungai, baik sampah di tepi, daratan, hingga di badan sungai. Namun sejak 2016 kegiatannya ditambah dengan menanam pohon di jalur hijau sungai.
"Selama ini kami terus memantau kegiatan GMSS-SKM dalam merawat sungai untuk menghasilkan air yang bekualitas dan kontinuitas melalui pohon yang ditanam, dijaga, dan dirawat, makanya kami hadir untuk mendukung sekaligus membantu," ujar Abdul Hakim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Pohon yang ditanam ini ada beberapa jenis, namun yang paling banyak adalah pohon lokal dan khas sungai," ujar Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, Misman di Samarinda, Sabtu.
Pohon lokal yang telah ditanam itu antara lain rengas, ipil, kratom, ara, bungur, kademba, singkuang, putat, bengalon, rambai, ulin, dan aneka spesies lainnya.
Selain itu, ada juga pohon buah seperti durian, lai, jambu air, jambu kristal, sukun, kulur, sirsak, srikaya, anona, bahkan ada juga pohon kemiri untuk bumbu dapur.
Sejumlah pohon buah tersebut, lanjut Misman, bahkan sudah banyak yang berbuah sejak tahun lalu dan buahnya sudah sering dipanen oleh warga, termasuk oleh anggota GMSS-SKM ketika lelah menanam maupun merawat pohon.
"10 ribu pohon lebih yang telah tertanam ini tersebar pada 8 blok sepanjang 3 kilometer di sekitar Sekolah Sungai Karang Mumus (Sesukamu) di kawasan Muang, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, yakni pada sisi kanan dan kiri sungai," katanya.
Hal ini dikatakan Misman saat menerima kunjungan rombongan Biro Antara Provinsi Kalimantan Timur ke kawasan tersebut, untuk membantu menanam bibit pohon sekaligus merawat tanaman dalam rangkaian Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI).
Menurut Abdul Hakim Muhidin, Kepala Biro Antara Provinsi Kalimantan Timur, kehadirannya bersama karyawan Antara dan mitra kerja Antara ke Sesukamu di Muang ini untuk membantu Komunitas GMSS-SKM Samarinda yang sejak tahun 2015 konsisten merawat sungai.
Di tahun 2015, komunitas ini mengawali kegiatan dengan memungut sampah di kawasan sungai, baik sampah di tepi, daratan, hingga di badan sungai. Namun sejak 2016 kegiatannya ditambah dengan menanam pohon di jalur hijau sungai.
"Selama ini kami terus memantau kegiatan GMSS-SKM dalam merawat sungai untuk menghasilkan air yang bekualitas dan kontinuitas melalui pohon yang ditanam, dijaga, dan dirawat, makanya kami hadir untuk mendukung sekaligus membantu," ujar Abdul Hakim.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021