Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso ekstensi tahap 2 berkapasitas 4x50 megawatt telah mengantongi sertifikat laik operasi pada 10 Desember 2021 dan siap beroperasi memasok listrik bersih di Sulawesi.
General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis mengatakan pencapaian ini membuat sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki bauran energi baru terbarukan tertinggi di Indonesia.
Sebelum masuknya PLTA Poso ekstensi tahap kedua ini cadangan daya sistem Sulawesi Bagian Selatan sebesar 591,5 megawatt dengan beban puncak sistem kelistrikan sebesar 1.517,6 megawatt dan daya mampu sebesar 2.109,1 megawatt.
Jika PLTA Poso yang baru ini masuk, maka cadangan daya akan meningkat menjadi 791,5 megawatt dan daya mampu akan meningkat menjadi 2.309,1 megawatt dengan bauran energi bersih sebesar 40 persen atau sebesar 940 megawatt.
“Dengan bauran energi baru terbarukan mencapai 40 persen dari total daya mampu yang ada menjadikan bauran tertinggi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu mengejar target bauran energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 23 persen pada 2025 dan mengejar target net zero emmision di pada 2060," pungkas Defiar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis mengatakan pencapaian ini membuat sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki bauran energi baru terbarukan tertinggi di Indonesia.
"Pada masa transisi energi ini PLN dan Poso Energy berhasil merampungkan pembangunan PLTA Poso ekstensi tahap kedua berkapasitas 4x50 megawatt," kata Defiar.
PLTA Poso memiliki total kapasitas 515 megawatt dengan rincian PLTA Poso eksisting berkapasitas 3x65 megawatt yang telah beroperasi sejak tahun 2012.
PLTA Poso ekstensi tahap pertama berkapasitas 4x30 megawatt telah beroperasi sejak Februari 2020, dan PLTA Poso ekstensi tahap kedua memiliki kapasitas 4x50 megawatt.
"Listrik dari PLTA Poso ekstensi tahap kedua akan segera bergabung dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan,” ujar Defiar.
“Dengan bauran energi baru terbarukan mencapai 40 persen dari total daya mampu yang ada menjadikan bauran tertinggi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat membantu mengejar target bauran energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 23 persen pada 2025 dan mengejar target net zero emmision di pada 2060," pungkas Defiar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021