Wilayah atau titik nol ibu kota negara Indonesia yang baru di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadi lokasi baru penyebaran malaria, kata Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan setempat Sarjito Ponco Waluyo.
Menurut Ponco Waluyo di Penajam, Jumat, warga terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk paling banyak terjadi di daerah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Kutai Barat.
Kemudian banyak penderita malaria tercatat di pusat layanan kesehatan yang berdomisili di daerah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Paser.
"Saat ini terdapat titik baru sebagai lokasi penyebaran malaria, yakni titik nol ibu kota negara yang baru di wilayah Kecamatan Sepaku," ujarnya.
"Kami imbau perusahaan di bidang perkebunan dan kehutanan agar rutin melakukan pemeriksaan malaria terhadap karyawannya," tambah Ponco Waluyo.
Perusahaan bidang perkebunan dan kehutanan lanjut ia, juga harus melakukan pola pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan lainnya.
Sebanyak 884 penderita malaria tercatat di pusat-pusat pelayanan kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara ungkap Ponco Waluyo, sepanjang tahun ini (2021).
Dari 884 penderita malaria tersebut dua orang di antaranya meninggal dunia, yakni satu penderita warga Kabupaten Penajam Paser Utara dan satu pasien warga luar Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kasus malaria pada tahun ini (2021) kata dia, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2020 tercatat 1.444 penderita malaria dan tiga orang meninggal dunia.
"Melihat dari data kasus malaria yang dilaporkan 11 Puskesmas dan rumah sakit, tahun ini mengalami penurunan kasus malaria dari tahun sebelumnya (2020)," ucapnya.
Sebagai upaya pencegahan penyakit malaria, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Menurut Ponco Waluyo di Penajam, Jumat, warga terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk paling banyak terjadi di daerah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Kutai Barat.
Kemudian banyak penderita malaria tercatat di pusat layanan kesehatan yang berdomisili di daerah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Paser.
"Saat ini terdapat titik baru sebagai lokasi penyebaran malaria, yakni titik nol ibu kota negara yang baru di wilayah Kecamatan Sepaku," ujarnya.
"Kami imbau perusahaan di bidang perkebunan dan kehutanan agar rutin melakukan pemeriksaan malaria terhadap karyawannya," tambah Ponco Waluyo.
Perusahaan bidang perkebunan dan kehutanan lanjut ia, juga harus melakukan pola pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan lainnya.
Sebanyak 884 penderita malaria tercatat di pusat-pusat pelayanan kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara ungkap Ponco Waluyo, sepanjang tahun ini (2021).
Dari 884 penderita malaria tersebut dua orang di antaranya meninggal dunia, yakni satu penderita warga Kabupaten Penajam Paser Utara dan satu pasien warga luar Kabupaten Penajam Paser Utara.
Kasus malaria pada tahun ini (2021) kata dia, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2020 tercatat 1.444 penderita malaria dan tiga orang meninggal dunia.
"Melihat dari data kasus malaria yang dilaporkan 11 Puskesmas dan rumah sakit, tahun ini mengalami penurunan kasus malaria dari tahun sebelumnya (2020)," ucapnya.
Sebagai upaya pencegahan penyakit malaria, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021