Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sedikitnya 1.110 hektare sawah di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, rusak akibat terendam banjir.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Paser Irma Jaya, yang dihubungi dari Samarinda, Rabu, menyatakan, terdapat 500 hektare tanaman padi yang sudah siap panen di Desa Maruat Kecamatan Long Kali rusak diterjang banjir yang melanda kawasan itu sejak pekan lalu.

"Banjir merusak lebih 1.000 hektare padi warga termasuk 500 hektare padi yang siap panen di Desa Maruat dan 500 hektare di Desa Sebakung Taka rusak akibat diterjang banjir. Di Desa Sebakung Makmur, sekitar 5o hektare sawah yang terendam, di Desa Rantau Belimbing sebanyak 30 hektare dan 30 hektare lainnya di wilayah Desa Sebakung," ungkap Irma Jaya.

Selain merendam 1.100 hektare padi, banjir juga kata dia merusak tanaman warga.

"Pagi tadi, kami menerima informasi dari masyarakat bahwa tiga ekor sapi milik warga juga hilang terseret banjir. Belum lagi tanaman lainnya yang rusak akibat diterjang banjir sejak sepekan terakhir. Bahkan, satu ruha dilaporkan juga sudah terseret banjir," kata Irma Jaya.

Banjir dengan ketinggian satu hingga tiga meter itu lanjut dia melanda sejumlah desa yakni, Desa Muara Toyu, Desa Muara Pias, Desa Munggu, Desa Mendik Kampung, Desa Longkali, Desa Sebakung, Desa Sebakung Taka, Desa Sebakung Makmur, Desa Maruat serta Desa Bente Tualan.

"Desa Bente Tualan merupakan wilayah yang pertama diterjang banjir yakni pada pekan lalu. Bahkan, sampai saat ini, makanan warga sudah menipis namun sejak kemarin (Selasa) bersama tim penanggulangan bencana daerah, TNI dan pihak PT Gawi Makmur Kalimantan, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit telah menembus desa yang selama ini terosolir akibat banjir untuk mensuplai makanan siap saji," ungkap Irma Jaya.

Banjir di Desa Bente Tualan lanjut dia menyebabkan aktivitas belajar mengajar di sebuah SD terhenti akibat gedung sekolah itu sudah nyaris tenggelam.

"Layanan kesehatan juga terhenti karena gedung puskesmas pembantu sudah hampir tenggelam. Desa itu sudah terisolir sejak pertama kali banjir karena jalan antar desa tergenang dan tidak bisa dilalui," ungkap Irma Jaya. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013