Bupati Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Sri Juniarsih memperkenalkan pengelolaan lingkungan hidup dan sejumlah obyek wisata kepada Delegasi Norwegia dalam Conference of Parties (COP) 26 United Nation Framework Climate Change Confrence (UNFCCC) di Glasgow Inggris.
Sri Juniarsih dalam keterangan resmi yang diterima di Samarinda, Kamis mengatakan Kabupaten Berau mempunyai potensi alam yang tak kalah dengan sejumlah negara bahkan obyek wisatanya telah dikenal di dunia.
"Kami mempunyai sejumlah obyek wisata seperti Pulau Maratua, Kakaban dan Derawan merupakan obyek wisata laut yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara," kata Sri Juniarsih.
Sri berharap Pemerintah Norwegia ikut membantu pengelolaan lingkungan hidup dam pembangunan kawasan wisata di wilayah Berau.
“Kami berharap, Norwegia bisa membantu Berau dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kepariwisataan karena keduanya obyek mempunyai peran penting bagi Berau,” kata Sri Juniarsih saat bertemu dengan Hans Brattskar dari Norwegia.
Juniarsih hadir dalam pertemuan bersama Gubernur Kaltim Isran Noor yang berlangaung lantai dua Pavilion Indonesia di COP 26 Glasgow, Inggris.
Sri mengakui kawasan wisata yang ada di daerahnya mempunyai daya tarik tersendiri bagi pencinta lingkungan, karena semua dikembangkan dan dikelola ramah lingkungan.
Terhadap harapan Bupati Berau, Delegasi Norwegia Hans Brattskar berjanji akan menyampaikan ke departemen teknis.
Namun ia mengakui obyek wisata di Berau cukup menjanjikan, meski sepintas melihat video tayangan obyek wisata tersebut.
“Sebagai negara yang komitmen soal perubahan iklim termasuk soal lingkungan hidup tentu akan memperhatikan apa yang diharapkan Bupati Berau,” kata Hans di pertemuan itu.
Bupati Berau Sri Juniarsih ke Glasgow Inggris untuk mengikuti Conference of Parties (COP) 26 United Nation Framework Climate Change Confrence (UNFCCC) di Glasgow Inggris.
Ia menjadi salah satu narasumber dari soft diplomacy keberhasilan pengendalian perubahan iklim di Kaltim dengan tema Multi Stakeholders Action for Achieving Indonesia FOLU Sink 2030 : What are RED+ benefits for us?.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Sri Juniarsih dalam keterangan resmi yang diterima di Samarinda, Kamis mengatakan Kabupaten Berau mempunyai potensi alam yang tak kalah dengan sejumlah negara bahkan obyek wisatanya telah dikenal di dunia.
"Kami mempunyai sejumlah obyek wisata seperti Pulau Maratua, Kakaban dan Derawan merupakan obyek wisata laut yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara," kata Sri Juniarsih.
Sri berharap Pemerintah Norwegia ikut membantu pengelolaan lingkungan hidup dam pembangunan kawasan wisata di wilayah Berau.
“Kami berharap, Norwegia bisa membantu Berau dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kepariwisataan karena keduanya obyek mempunyai peran penting bagi Berau,” kata Sri Juniarsih saat bertemu dengan Hans Brattskar dari Norwegia.
Juniarsih hadir dalam pertemuan bersama Gubernur Kaltim Isran Noor yang berlangaung lantai dua Pavilion Indonesia di COP 26 Glasgow, Inggris.
Sri mengakui kawasan wisata yang ada di daerahnya mempunyai daya tarik tersendiri bagi pencinta lingkungan, karena semua dikembangkan dan dikelola ramah lingkungan.
Terhadap harapan Bupati Berau, Delegasi Norwegia Hans Brattskar berjanji akan menyampaikan ke departemen teknis.
Namun ia mengakui obyek wisata di Berau cukup menjanjikan, meski sepintas melihat video tayangan obyek wisata tersebut.
“Sebagai negara yang komitmen soal perubahan iklim termasuk soal lingkungan hidup tentu akan memperhatikan apa yang diharapkan Bupati Berau,” kata Hans di pertemuan itu.
Bupati Berau Sri Juniarsih ke Glasgow Inggris untuk mengikuti Conference of Parties (COP) 26 United Nation Framework Climate Change Confrence (UNFCCC) di Glasgow Inggris.
Ia menjadi salah satu narasumber dari soft diplomacy keberhasilan pengendalian perubahan iklim di Kaltim dengan tema Multi Stakeholders Action for Achieving Indonesia FOLU Sink 2030 : What are RED+ benefits for us?.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021