Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta petani menjadi peserta asuransi usaha tanaman padi (AUTP) menghadapi badai La Nina yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Kamis, mengajak petani menghadapi badai La Nina sebaiknya menjadi peserta AUTP, sehingga dapat meringankan beban ekonomi mereka jika areal tanamanya dilanda bencana alam.
Saat ini, curah hujan cenderung meningkat dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat.
Cuaca seperti itu, tentu berpotensi menimbulkan banjir yang menggenangi areal tanaman padi sawah.
Biasanya, kata Rahmat, areal tanaman padi yang dilanda banjir itu di Kecamatan Wanasalam dan Malingping hingga ribuan hektare.
"Kami berharap petani di wilayah itu menjadi peserta AUTP, ” katanya menjelaskan.
Menurut dia, keuntungan petani masuk peserta AUTP bisa terlindungi jika mengalami gagal panen dan mereka akan mendapatkan ganti kerugian sebesar Rp6 juta/hektare.
Mereka petani cukup membayar premi Rp36 ribu/hektare dari seharusnya Rp180 ribu/hektare, sebab pemerintah sudah memberikan subsidi.
“Kami minta petani menjadi peserta asuransi dan jika mereka gagal panen mendapat ganti rugi itu,” katanya menjelaskan.
Badai La Nina yang ditandai curah hujan meningkat disertai angin kencang, sehingga berpotensi bencana alam yang mengakibatkan gagal panen.
Gagal panen itu bisa disebabkan banjir, longsor dan serangan hama wereng maupun penyakit tanaman lainnya.
Diperkirakan sekitar 50 persen dari 1.500 kelompok tani di Kabupaten Lebak yang belum tergabung dalam asuransi pertanian tersebut.
Pemerintah daerah menargetkan tahun 2021 seluas 2.500 hektare masuk AUTP dengan bekerja sama PT Jasindo itu.
Pihaknya berharap PT Jasindo juga membuka anak cabang di Rangkasbitung untuk kemudahan pelayanan kepada petani.
Saat ini, petani kesulitan untuk mendapatkan pelayanan karena jarak Jasindo cukup berjauhan.
“Kami yakin jika Jasindo berada di Rangkasbitung dipastikan semua petani bisa menjadi peserta asuransi pertanian,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Ahmad mengatakan petani di sini sekitar 70 persen dari 230 anggotanya sudah masuk peserta AUTP dan sisanya berharap awal Desember semua menjadi peserta asuransi.
Apalagi, areal tanaman padi diwilayahnya rawan dilanda banjir jika curah hujan meningkat.
“Kami sangat diuntungkan jika petani menjadi peserta AUTP, karena bila gagal panen dapat ganti rugi Rp6 juta/hektare,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Kamis, mengajak petani menghadapi badai La Nina sebaiknya menjadi peserta AUTP, sehingga dapat meringankan beban ekonomi mereka jika areal tanamanya dilanda bencana alam.
Saat ini, curah hujan cenderung meningkat dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat.
Cuaca seperti itu, tentu berpotensi menimbulkan banjir yang menggenangi areal tanaman padi sawah.
Biasanya, kata Rahmat, areal tanaman padi yang dilanda banjir itu di Kecamatan Wanasalam dan Malingping hingga ribuan hektare.
"Kami berharap petani di wilayah itu menjadi peserta AUTP, ” katanya menjelaskan.
Menurut dia, keuntungan petani masuk peserta AUTP bisa terlindungi jika mengalami gagal panen dan mereka akan mendapatkan ganti kerugian sebesar Rp6 juta/hektare.
Mereka petani cukup membayar premi Rp36 ribu/hektare dari seharusnya Rp180 ribu/hektare, sebab pemerintah sudah memberikan subsidi.
“Kami minta petani menjadi peserta asuransi dan jika mereka gagal panen mendapat ganti rugi itu,” katanya menjelaskan.
Badai La Nina yang ditandai curah hujan meningkat disertai angin kencang, sehingga berpotensi bencana alam yang mengakibatkan gagal panen.
Gagal panen itu bisa disebabkan banjir, longsor dan serangan hama wereng maupun penyakit tanaman lainnya.
Diperkirakan sekitar 50 persen dari 1.500 kelompok tani di Kabupaten Lebak yang belum tergabung dalam asuransi pertanian tersebut.
Pemerintah daerah menargetkan tahun 2021 seluas 2.500 hektare masuk AUTP dengan bekerja sama PT Jasindo itu.
Pihaknya berharap PT Jasindo juga membuka anak cabang di Rangkasbitung untuk kemudahan pelayanan kepada petani.
Saat ini, petani kesulitan untuk mendapatkan pelayanan karena jarak Jasindo cukup berjauhan.
“Kami yakin jika Jasindo berada di Rangkasbitung dipastikan semua petani bisa menjadi peserta asuransi pertanian,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak Ahmad mengatakan petani di sini sekitar 70 persen dari 230 anggotanya sudah masuk peserta AUTP dan sisanya berharap awal Desember semua menjadi peserta asuransi.
Apalagi, areal tanaman padi diwilayahnya rawan dilanda banjir jika curah hujan meningkat.
“Kami sangat diuntungkan jika petani menjadi peserta AUTP, karena bila gagal panen dapat ganti rugi Rp6 juta/hektare,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021