Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ratusan hektare lahan pertanian di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terancam oleh aktivitas tambang batu bara.

Kepala Desa Sumber Sari Sukarno di Samarinda, Rabu (27/3), menjelaskan selain mengancam ratusan hektare lahan basah milik warga, rencana aktivitas tambang batu bara oleh PT BMS tersebut juga mengancam sumber penghidupan warga lainnya, seperti perkebunan, peternakan, dan perikanan, serta sumber air bersih masyarakat di empat desa di Kecamatan Loa Kulu.

"Rencana aktivitas tambang batu bara itu sudah terdengar sejak lima tahun lalu. Walaupun belum ada kegiatan, namun masyarakat sudah merasa tidak tenang sebab jika ada tambang batu bara beroperasi di sini (Desa Sumber Sari, red.) maka sumber kehidupan warga terancam hilang," katanya.

Desa Sumber Sari yang memiliki luas 10.416 hektare dengan 720 keluarga, katanya, salah satu lumbung pangan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Lahan basah yang ada di Desa Sumber Sari seluas 976 hektare dan jika satu tahun dua kali panen, desa ini mampu menghasilkan 8.970 ton gabah kering. Itu belum termasuk tanaman hortikultura," katanya

Ia menjelaskan dari sektor perikanan, jika satu hektare dalam satu kali panen bisa menghasilkan 120 ribu ekor ikan sehingga dengan estimasi Rp200 per ekor berarti potensi perikanan Desa Sumber Sari mampu menghasilkan hingga Rp24 juta untuk sekali panen.

"Semua potensi di desa kami lengkap mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan ada di sini sehingga jika ada aktivitas tambang batu bara maka akan merusak salah satu daerah lumbung pangan di Kaltim," kata Sukarno.

Luas lahan konsesi PT BMS, katanya, mencapai 3.400 hektare.

"Wilayah Desa Sumber Sari yang berpotensi ditambang sekitar 172 hektare yang berada di atas bukit yang merupakan sumber mata air untuk kebutuhan air bersih masyarakat dan irigasi bagi pertanian," katanya.

Desa itu pemasok sebagian besar kebutuhan sayuran untuk Kota Tenggarong, Ibu Kota Kabupaten Kutai Kartanegara hingga Kota Samarinda. Desa Sumber Sari juga produsen padi terbesar kedua di Kutai Kartanegara.

Sejak adanya rencana aktivitas tambang di Desa Sumber Sari, kata Sukarno, warganya sudah banyak menerima berbagai bentuk ancaman dan intimidasi oleh beberapa preman yang diduga suruhan pihak perusahaan.

"Banyak bentuk intimidasi yang telah dialami warga kami setelah adanya rencana aktivitas tambang batu bara tersebut. Salah satunya, sudah hampir satu hektare tanaman keras masyarakat yang ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Anggota DPRD Kalitmantan Timur Sudarno yang meninjau langsung Desa Sumber Sari itu menyayangkan rencana aktivitas tambang batu bara di daerah lumbung pangan Kaltim tersebut.

"Ini kunjungan saya yang kedua di desa ini dan memang, banyak keluhan masyarakat yang saya dengar termasuk adanya intimidasi oleh sekelompok orang maupun oknum aparat," katanya.

Politikus PDIP yang juga mantan Ketua Komisi I DPRD Kaltim itu meminta Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mencabut izin tambang PT BMS tersebut sebab wilayah konsesinya masuk ke kawasan lumbung pangan.

"Tidak hanya merugikan warga desa setempat tetapi juga bagi masyarakat Kaltim umumnya sebab Desa Sumber Sari merupakan pemasok hasil pertanian khususnya beras di Kaltim. Saya juga meminta agar aparat maupun pemerintah kabupaten tidak berpihak kepada pihak perusahaan walaupun berdalih investasi tetapi jika itu merugikan rakyat tidak boleh dibiarkan," kata Sudarno. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013