Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Selalu pulang larut malam, jarang di rumah, karena keranjingan main game Poin Blank (PB) di warnet bersama dengan teman-temannya, begitulah kelakuan Mahdi dulu.

"Sampai-sampai di rumah hanya untuk mandi dan berganti pakaian lalu jalan lagi ke warnet, pulang pagi juga sering, asik sih waktu itu main PB," ujar pemuda kelahiran Kota Raja Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 15 April 1994, itu sambil tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah lulus dari SMAN 2 Tenggarong, remaja pemilik tinggi 168 cm itu mulai meninggalkan hobby main PB-nya tersebut. Karena hingga kini anak bungsu dari 8 bersaudara itu sibuk menekuni olahraga Wushu.

Berkat keseriusannya dalam olahraga bela diri tersebut, remaja 19 tahun itu kini sudah dua medali terkalung di lehernya, yakni medali emas yang diraihnya pada Kejuaraan Provinsi Wushu Terbuka Piala Wali Kota Bontang di kelas 52 kg awal 2013, dan baru-baru ini menyabet medali perak di ajang bergengsi Kejuaraan Nasional Wushu terbuka pada kelas 52 kg di Balikpapan.

"Ya memang nasihat orang tua itu benar, lebih baik menekuni sesuatu yang pisitif dari pada begadang di warnet, hasilnya saya bisa meraih juara," ungkap putra dari pasangan Aji Muhiddin (alm) dan ibu Syahrijat itu saat ditemui di kediaman sederhananya di bilangan Kartini gang 2 Tenggarong, Jumat (22/3) pagi.

Menurutnya, bukan perkara mudah untuk menyabet dua medali tersebut karena saingannya saat bertarung di ring cukup berat. Namun berkat latihan rutin di Wushu Borneo Club Tenggarong yang berada di sasana tinju Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Kukar, dua gelar tersebut bisa diraih remaja berhidung mancung tersebut.

Dijelaskannya, dibawah arahan duet Wahyudi Rahman dan Roni yang merupakan pelatihnya, Mahdi semakin giat berlatih saban sore Senin hingga Jumat. Mulai dari latihan fisik sampai teknik dilahapnya dengan tekun dan bersemangat.

"Saya berusaha terus berprestasi mengharumkan nama Kukar di berbagai ajang, Insyaalah jika ada kesempatan mudah-mudahan sampai kejuaraan Internasional," harap remaja berkulit kuning langsat itu.

Kini Mahdi tengah serius berlatih sebagai persiapan mengikuti Kejurnas Tinju PPLP di Manado, Sulut, April mendatang, setelah itu Kejurda Wushu di Samarinda pada bulan Mei.

Saat ditanya mengenai alasannya yang juga berniat bertarung tinju, ia mengatakan wushu dan tinju sama-sama olahraga beladiri, hanya saja pada tinju tidak menggunakan serangan dengan kaki dan bantingan.

"Saya ingin seperti Chris 'The Dragon' John (juara kelas bulu WBA asal Indonesia.red), yang dulunya juga pernah menggeluti Wushu," ungkap penggemar The Dragon tersebut.

Mengenai alasannya menggeluti Wushu, ia mengungkapkan karena ingin menyalurkan bakat di ajang beladiri. Maklum saja sejak  SMP, Mahdi kerap datang ke sasana tinju di Tenggarong tersebut untuk melihat atlet sedang berlatih dan akhirnya ia tak tahan untuk turut berlatih.

"Itu awal saya senang dengan Wushu dan Tinju, akhirnya hingga sekarang. Keinginan saya ke depan tentunya terus berprestasi untuk daerah dan lebih penting lagi membahagiakan orang tua yang kini hanya ada Ibu saya," demikain cita-cita Mahdi yang sudah ditinggal sang ayah pada bulan puasa tahun lalu. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013