Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wakil Ketua Komisi I DPRD Kaltim, Pdt Yefta Berto meminta agar pemerintah provinsi (Pemprov) Kaltim tetap memberikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di daerah perbatasan.

Menurutnya, subsidi BBM untuk daerah perbatasan harus tetap diberikan. Hal ini terkait mahalnya harga BBM yang diperjualbelikan di daerah perbatasan tersebut.

"Disubsidi saja mahal apalagi tidak disubsidi?,"  kata Yefta Berto, Rabu (6/3).

Menurut politisi Partai Damai Sejahtera (PDS) ini, warga perbatasan masih susah dan sering kesulitan mendapatkan BBM dengan harga murah. Harga bensin bisa  mencapai Rp25 ribu per liter.  Belum lagi  kelangkaan BBM kerap kali menyebabkan harga BBM di sana menjulang tinggi.

Ini merupakan ironi  yang dirasakan masyarakat Kaltim di daerah perbatasan. Provinsi ini kaya, tapi rakyatnya di daerah perbatasan hidupnya sangat sulit.

"Untuk itu, sebagai salah satu wujud kepedulian, saya  minta agar pemerintah memberikan subsidi BBM untuk pasokan di daerah pedalaman dan perbatasan," kata wakil rakyat asal Dapil V Bulungan, Tarakan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung ini.

Selain itu, dia juga meminta agar pemerintah memperhatikan pasokan BBM ke daerah perbatasan. Pasalnya hingga saat ini, masyarakat di perbatasan dan pulau terluar Kaltim sering dihadapkan dengan kelangkaan BBM, di mana akibat jarang masuknya BBM ke daerah perbatasan  lantaran persoalan transportasi.

"Seharusnya ini menjadi kepedulian kita bersama. Dan hal ini yang perlu kita perjuangkan bersama-sama demi kesejahteraan rakyat yang merata,"  kata Yefta Berto.

Terkait permasalahan langka dan mahalnya harga BBM di perbatasan, menurut dia, seharusnya ditangani secara menyeluruh. Hanya saja, perlu kepedulian pemerintah pusat, karena menyangkut pengelolaan wilayah perbatasan adalah wewenang mereka.

"Soal ini  subsidi BBM untuk wilayah perbatasan ini, saya bersama-sama kawan DPRD Kaltim lainnya pasti memperjuangkannya hingga ke pemerintah pusat," kata Yefta Berto (Humas DPRD Kaltim/adv/lin/mir)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013