Livia Lukito mengatakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua bisa menjadi penampilan terakhirnya dalam pesta olahraga terbesar di Tanah Air tersebut karena adanya pembatasan usia pada disiplin renang artistik.


Saat ini, dia berusia 24 tahun dan batasan usia untuk renang artistik, kata Livia, adalah 26 tahun. Sedangkan PON edisi berikutnya dijadwalkan bergulir pada 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

Dalam Technical Handbook (THB) PON Papua untuk renang artistik, maksimal peserta yang tampil adalah kelahiran 1994.

"Tetapi jika pada PON selanjutnya tak ada batasan usia, kemungkinan saya masih ikut," ujar Livia kepada ANTARA, Selasa.

PON Papua adalah penampilan ketiga Livia sepanjang berkarier sebagai atlet renang artistik. Debut perempuan kelahiran 22 September 1997 terjadi pada PON 2012 di Riau. Kala itu, dia belum mampu memperoleh medali.

Empat tahun kemudian, Livia mampu unjuk gigi dengan meraih dua medali perak masing-masing pada nomor solo dan duet.

Prestasi Livia pun meningkat di PON Papua. Pada penampilan pertamanya, Selasa, Livia telah mengoleksi satu emas dari nomor solo usai mendapatkan nilai tertinggi 72.49.

Dia mengalahkan wakil DI Yogyakarta, Nabilah Marwa K. Umarella yang secara keseluruhan mendapat nilai 71.36 dan Nurfa Nurul Utami dari Sulawesi Selatan dengan 71.13

Livia pun berpotensi menambah medali karena masih akan turun di dua nomor selanjutnya yakni, duet dan team.

"Target meraih emas di nomor solo terealisasi. Sekarang saya akan berjuang dan berusaha semaksimal mungkin untuk nomor duet dan team," ujar Livia.

Dalam kesempatan yang sama, pelatih renang artistik Jawa Timur Lilik Kurniati berharap karier Livia bisa tetap berlanjut.

Lilik mengungkapkan anak didiknya terus mengalami kemajuan dari awal persiapan hingga saat tampil di PON Papua.

"Livia pernah masuk pelatnas dan turun pada SEA Games 2015. Mungkin untuk PON karena batasan usia dia tidak bisa turun lagi, tapi untuk pelatnas saya mendorong agar dia tidak pensiun," kata Lilik.


 

Pewarta: Muhammad Ramdan

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021