Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Selasa waktu setempat (28/9/2021), berbalik arah dari keuntungan sesi sebelumnya dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,50 persen atau 35,30 poin, menjadi menetap di 7.028,10 poin.


Indeks FTSE 100 terkerek 0,17 persen atau 11,92 poin menjadi 7.063,40 poin pada Senin (27/9/2021), setelah melemah 0,38 persen atau 26,87 poin menjadi 7.051,48 poin pada Jumat (24/9/2021), dan turun tipis 0,07 persen atau 5,02 poin menjadi 7.078,35 poin pada Kamis (23/9/2021).

Aveva Group, sebuah kelompok perusahaan teknologi informasi multinasional Inggris, mencatat kinerja paling buruk (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nilai sahamnya kehilangan 5,74 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan perangkat lunak multinasional Inggris Sage Group yang anjlok 4,45 persen, serta perusahaan properti dan pengembang perumahan berbasis di Inggris Taylor Wimpey berkurang 4,14 persen.

Sementara itu, Smiths Group, perusahaan penyedia produk dan layanan alat deteksi ancaman dan selundupan, perangkat medis, energi, dan komunikasi multinasional Inggris melonjak 3,48 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris-Belanda Royal Dutch Shell Plc yang terangkat 2,77 persen, serta perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Inggris-Swiss meningkat 2,29 persen, demikian dilaporkan Xinhua.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021