Penajam (ANTARA Kaltim) - Sekitar 20 hektare lebih sawah di Desa Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), diserang hama tikus dan walang sangit.

Akibat serangan itu para petani di Desa Saloloang mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Menurut salah seorang petani, Andi Badrun, Senin, serangan ini sudah berlangsung selama setahun sementara para petani kesulitan mengatasi serangan hama tersebut.

"Sekitar 20 hektare lahan persawahan di desa ini diserang hama tikus dan walang sangit. Kami sudah lakukan upaya penyemprotan dengan pestisida untuk melawan walang sangit, tapi tidak berhasil mengatasi serangan hama itu," jelasnya.

Badrun mengaku, akibat serangan hama tikus dan walang sangit yang merajalela tersebut, para petani mengalami dua kali gagal panen sehingga menimbulkan kerugan puluhan juta rupiah, termasuk dirinya juga mengalami kerugian.

"Para petani rugi hampir puluhan juta rupiah, karena gagal panen dua masa tanam. Saya saja sekitar Rp24 juta rugi karena dua kali gagal panen karena serangan hama sulit dikendalikan," akunya.

Menurut Badrun, meski para petani sudah dilakukan upaya pencegahan, baik dengan penyebaran obat anti hama maupun pemasangan perangkap. Namun, belum berhasil menurunkan tingkat serangan hama tikus dan walang sangit di areal persawahan.

"Para petani sampai kehabisan pestisida atau anti hama, dan persediaan pestisida di Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) juga menipis," ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Badrun, dengan adanya serangan hama tikus dan walang sangit yang semakin meningkat tersebut, beberapa areal persawahan miliknya dan beberapa warga lainnya terpaksa dikeringkan untuk sementara, untuk mengusir keberadaan hama tersebut.

"Karena pestisida dan perangkap tidak mampu atasi hama itu, kami keringkan sementara lahan persawahan. Mudah-mudahan bisa mengusir hama dari areal persawahan," ujarnya.

Para petani, tambah Badrun, berharap ada perhatian dari pemerintah, khususnya DP3K untuk segera turun ke lapangan melihat kondisi lahan persawahan milik petani, untuK mengatasi serangan hama. Apalagi saat ini sudah memasuki musim tanam bagi para petani. (*)

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013