Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Dr Boy Rafli Amar, menginisiasi deklarasi kesiapsiagaan nasional dalam rangka penanggulangan terorisme di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
"Saya bersyukur karena hari ini ada 118 paguyuban, tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh masyarakat di Kalimantan Timur yang mengikuti deklarasi kesiapsiagaan nasional dalam rangka penanggulangan terorisme," ujar Boy di Balikpapan.
Setelah menyaksikan deklarasi di Hotel Grand Senyiur Balikpapan yang dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi tersebut, Boy menyatakan bahwa deklarasi kali ini merupakan deklarasi ketiga setelah di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Pada kesempatan ini ia menyatakan deklarasi tersebut merupakan salah satu upaya BNPT dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, karena banyak kelompok tertentu yang selalu melakukan propaganda untuk mempengaruhi warga melakukan tindakan teror, terutama dari dunia maya.
Saat ini, katanya, terdapat sekitar 202 juta pengguna internet di Indonesia. Dari jumlah pengguna ini, 80 persennya merupakan pengguna media sosial (medsos) yang 60 persennya adalah anak muda atau generasi milenial.
Kelompok terorisme tersebut, katanya lagi, banyak menyasar anak-anak muda yang mereka anggap berani, idealis dan sedang mencari jati diri, sehingga kemudian mereka direkrut menjadi anggota jaringan mereka untuk melakukan teror.
Generasi milenial penggunaan medsos ia ingatkan tidak terpengaruh dengan propaganda yang dilakukan jaringan terorisme melalui medsos, sehingga deklarasi ini diharapkan menjadi momentum bagi anak bangsa untuk mencintai Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.
Menurutnya, sampai sekarang propaganda melalui medsos masih dilakukan oleh jaringan terorisme. Orangnya bisa di luar negeri, tapi propagandanya gencar dilakukan di Indonesia dengan sasaran utama anak muda, generasi Z.
"Saat terjadi tindakan teror, aktor intelektual yang menunggangi kekerasan di Indonesia, bisa saja di luar negeri. Mereka berhasil merekrut anak bangsa sampai ada yang menjadi teroris dengan melakukan bom bunuh diri dan lainnya. Kita tentu tak ingin ini terjadi lagi," tutur Boy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Saya bersyukur karena hari ini ada 118 paguyuban, tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh masyarakat di Kalimantan Timur yang mengikuti deklarasi kesiapsiagaan nasional dalam rangka penanggulangan terorisme," ujar Boy di Balikpapan.
Setelah menyaksikan deklarasi di Hotel Grand Senyiur Balikpapan yang dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi tersebut, Boy menyatakan bahwa deklarasi kali ini merupakan deklarasi ketiga setelah di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Pada kesempatan ini ia menyatakan deklarasi tersebut merupakan salah satu upaya BNPT dalam pencegahan terorisme dan radikalisme, karena banyak kelompok tertentu yang selalu melakukan propaganda untuk mempengaruhi warga melakukan tindakan teror, terutama dari dunia maya.
Saat ini, katanya, terdapat sekitar 202 juta pengguna internet di Indonesia. Dari jumlah pengguna ini, 80 persennya merupakan pengguna media sosial (medsos) yang 60 persennya adalah anak muda atau generasi milenial.
Kelompok terorisme tersebut, katanya lagi, banyak menyasar anak-anak muda yang mereka anggap berani, idealis dan sedang mencari jati diri, sehingga kemudian mereka direkrut menjadi anggota jaringan mereka untuk melakukan teror.
Generasi milenial penggunaan medsos ia ingatkan tidak terpengaruh dengan propaganda yang dilakukan jaringan terorisme melalui medsos, sehingga deklarasi ini diharapkan menjadi momentum bagi anak bangsa untuk mencintai Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.
Menurutnya, sampai sekarang propaganda melalui medsos masih dilakukan oleh jaringan terorisme. Orangnya bisa di luar negeri, tapi propagandanya gencar dilakukan di Indonesia dengan sasaran utama anak muda, generasi Z.
"Saat terjadi tindakan teror, aktor intelektual yang menunggangi kekerasan di Indonesia, bisa saja di luar negeri. Mereka berhasil merekrut anak bangsa sampai ada yang menjadi teroris dengan melakukan bom bunuh diri dan lainnya. Kita tentu tak ingin ini terjadi lagi," tutur Boy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021