Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) belum mendapatkan informasi soal maraknya perampokan terhadap nelayan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.

Kepala Pusat Penyiapan Kebijakan Bakorkamla RI, Laksma Maritim Drs Satriya F Maseo SH MM di Nunukan, Kamis, mengaku pihaknya belum mengetahui adanya kejadian semacam itu yang dialami para nelayan Pulau Sebatik.

"Masalah perampokan terhadap nelayan Sebatik belum ada laporan ke Bakorkamla," katanya.

Mengenai pelaku perampokan itu, kata Satriya, sesuai informasi yang diperoleh pada saat audensi dengan Bupati Nunukan, Drs Basri adalah warga negara Indonesia (WNI) sendiri dan belum ada indikasi dilakukan oleh warga dari negara lain.

Meskipun para pelaku perampokan terhadap nelayan di Pulau Sebatik ini menggunakan senjata api saat melakukan aksinya belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan dari kalangan aparat atau kelompok separatis dari negara tetangga yang membarter senjatanya, katanya.

Sebab, lanjut Satriya, Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan sangat rawan menjadi jalur pemasokan senjata api dari negara tetangga yang dimanfaatkan kelompok separatis tersebut terkait gejolak di Indonesia.

"Tapi sampai saat ini belum ada senjata yang tertangkap disini," elaknya.

Namun adanya informasi terkait perampokan terhadap nelayan di perairan Indonesia akan menjadi referensi bagi Bakorkamla RI, sebut Satriya.

Kemudian, sehubungan dengan tidak adanya tindakan aparat di Kabupaten Nunukan terhadap apa yang dialami nelayan di wilayah itu, Satriya maupun FX Eddy Santoso, Tenaga Ahli Pendidikan dan Pelatihan Bakorkamla RI mengatakan kemungkinan lambatnya melaporkan kejadian tersebut kepada aparat hukum.

Terkait dengan adanya nelayan yang dirampok beberapa bulan lalu di Tanjung Haus (perbatasan Kabupaten Nunukan dengan Kota Tarakan) dimana korban yang berjumlah enam orang dan belum ditemukan sampai sekarang, Satriya menegaskan akan menyampaikan kepada Bareskrim Mabes Polri untuk menindaklanjutinya.    (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013