Sangatta (ANTARA Kaltim) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Bandara Temindung Samarinda mengimbau para nelayan untuk mewaspadai cuaca dan gelombang laut di perairan Kalimantan Timur yang diperkirakan mencapai 1,5-2,5 meter.

Siaran pers BMKG yang diterima ANTARA, Selasa, menyebutkan pada 5-6 Februari, cuaca buruk diperkirakan bakal terjadi dan berisiko bagi pelayaran kapal-kapal nelayan.

Kepala BMKG Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, mengatakan, cuaca masih berisiko karena gelombang tinggi akan terjadi di perairan Sangatta setinggi berkisar 1,5-2 meter, perairan Tanjung Redeb Kabupaten Berau setinggi 2 meter dan perairan Tarakan akan mencapai ketinggian 2 meter hingga 2,5 meter.

Menurut Sutrisno, kondisi cuaca berisiko tersebut diprediksi akan terjadi hingga dua hari ke depan. Karena itu, harus diwaspadai terutama nelayan yang sering berlayar hingga radius puluhan kilometer dari pantai.

Sedangkan untuk hujan, katanya, juga akan terjadi dengan intensitas ringan dan sedang pada pagi hari dengan kecepatan angin bertiup dari arah selatan yang mencapai 5-20 kilometer per jam serta suhu berkisar 23-30 derajat celsius.

Sementara itu, Syahruddin, 47 tahun, salah seorang nelayan di Dusun Bukit Pelangi Desa Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, mengatakan selama bulan Januari sampai sekarang memang gelombang di perairan sepanjang Sangatta hingga Sandaran masih tinggi hingga dua meter.

Menurut Syahruddin, mereka mencari ikan menggunakan kapal kecil makanya tidak berani terlalu jauh meninggalkan daratan, karena takut terseret gelombang besar.

"Kami tidak berani mengambil resiko terlalu jauh. Kami hanya berani turun melaut pada pagi hari usai Sholat Subuh pukul 05.30 Wita dan kembali ke darat paling lambat pukul 10.00 Wita. Itupun tidak jauh dari darat, karena takut terseret gelombang," kata Syahruddin.

Namun, kata dia, meskipun tidak terlalu jauh ke laut mencari ikan, namun tetap senang dan bahagia karena tidak pernah pulang ke rumah dengan tangan kosong, tetap membawa ikan segar yang bisa dijual untuk menghidupi keluarganya.

"Kami bersyukur kepada Allah, karena biarpun gelombang besar dan tidak jauh mencari ikan, kami tidak pulang kosong, karena pasti dapat ikan dengan cara memancing, seperti jenis tongkol dan ikan putih serta ikan biji nangka," katanya. (*)

Pewarta: Adi sagaria

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013