Sistem pertanian organik yang dijalankan oleh petani di Desa Gunung Mulia, Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur mampu meningkatkan produktivitas padi, sehingga petani setempat akan terus melanjutkan sistem ini.


"Dulu, saya tidak mengenal pertanian organik, tapi sejak awal tahun ini mendapat pendampingan dari Bank Indonesia (BI) Balikpapan, saya tertarik mencobanya, ternyata hasilnya bagus," ujar Suyatno, petani Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Senin.

Sebelumnya, lanjut dia, sawah seluas 1 hektare (ha) miliknya rata-rata menghasilkan 4 ton gabah kering giling (GKG) tiap panen, tapi sejak ia mendapat pendampingan sistem organik, kini mampu menghasilkan 5 ton GKG dalam 1 ha.

Ia bersyukur dengan hasil itu, sehingga saat ini ia meneruskan sistem ini di masa tanam kedua tahun pertama, karena dia yakin dengan sistem organik akan mampu mengembalikan sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.

"Awalnya saya ragu karena dengan sistem ini tidak boleh menggunakan pestisida dan tidak boleh menggunakan pupuk kimia, semuanya harus organik baik pupuk kandang maupun lainnya, tapi dari Bank Indonesia terus meyakinkan sehingga saya tertarik mencoba," katanya.

Pemupukan secara organik, lanjutnya, akan mampu mengembalikan kesuburan tanah, sehingga otomatis hasil panen akan melimpah jika tanah sudah subur.

"Saya kan masuk grup Pertanian Organik Nusantara. Dari pengalaman teman-teman daerah lain, ketika masuk tahun kedua atau ketiga, hasil panen akan lebih meningkat lagi ketimbang tahun pertama. Saya berharap sawah saya nanti bisa memproduksi 7,5 ton GKG per ha," ujarnya.

Sementara Oddang, Kepala Desa Gunung Mulia, mengaku bersyukur adanya pendampingan dari BI Balikpapan untuk petani di desa yang ia pimpin tersebut, karena sistem organik merupakan cara bertani yang ramah terhadap bumi.

"Dalam waktu dekat BI Balikpapan akan membuat laboratorium mini untuk memproduksi MA-11 di Desa Gunung Mulia, jadi petani nanti akan mandiri karena bisa memproduksi MA-11 sendiri, tidak perlu beli dari luar," ucap Oddang.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021