Nunukan (ANTARA Kaltim) - Ribuan warga negara Indonesia (WNI) asal Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tiba di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur untuk melanjutkan perjalanan ke Malaysia.

Salah seorang WNI yang baru tiba di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan dengan menggunakan KM Cattleya, Hasmawati, Jumat membenarkan dirinya bersama sejumlah rekannya akan bekerja di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Lahaddatu Sabah Malaysia.

Ia menambahkan, ribuan penumpang KM Cattleya yang naik melalui Pelabuhan Nunsantara Kota Parepare Sulawesi Selatan, Rabu (16/1) malam sebagian besar bermaksud bekerja di negeri Jiran tersebut.

Namun Hasmawati yang berasal dari Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, mengaku berangkat ke Malaysia tanpa menggunakan dokumen keimgirasian (paspor) atau berangkat secara ilegal melalui Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.

"Kami berangkat ke Malaysia tidak pernah menggunakan paspor dan tetap bekerja di perusahaan kelapa sawit," ujarnya sesaat setelah tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan,

Bekerja di Malaysia secara ilegal menjadi suatu pilihan yang dianggapnya tepat, karena selama ini majikan tempatnya bekerja tidak pernah mempersoalkan legalitasnya sebagai pekerja asing, katanya.

Bahkan lanjut dia, perusahaan tempatnya bekerja sejak tahun 2005 itu malahan lebih senang mempekerjakan WNI tanpa menggunakan dokumen dengan alasan tidak merepotkan, ujarnya.

"Dari ribuan pekerja yang bekerja di perusahaan sebagian besar tidak menggunakan paspor. Dan tidak pernah juga ada "chek in" dari aparat kepolisian dan imigrasi setempat yang masuk di perusahaan," beber ibu rumah tangga yang mengaku turut membantu suaminya bekerja dengan memungut biji buah kelapa sawit dengan upah 12 ringgit Malaysia setiap hari.

Anak Buah Kapal (ABK) KM Cattelya, Suardi yang ditemui secara terpisah menjelaskan, jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Nunsantara Parepare diperkirakan 2.200-an dari total kapasitas kapal tersebut sebanyak 2.450 orang.

Sebagian besar, kata dia, dipastikan akan berangkat ke Malaysia baik secara legal maupun ilegal. Sebab, setiap pemberangkatan dari Kota Parepare sekali seminggu itu penumpang sebagian besar adalah untuk bekerja di Malaysia.

Begitu pula, kata Suardi, setiap pemberangkatan dari Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan dipastikan penumpang yang diangkut tujuan Pelabuhan Nusantara Parepare sebagian besar adalah WNI dari Malaysia yang akan pulang ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

"Setiap minggu baik dari Parepare ke Nunukan maupun dari Nunukan ke Parepare pasti mengangkut penumpang yang sebagian besar adalah TKI. Karena kapal swasta seperti kapal kami hanya mengandalkan penumpang dari Malaysia saja," akunya.

Menurut dia, selain TKI tujuan Sabah Malaysia penumpang yang diangkut dari dan ke Pelabuhan Nusantara Parepare adalah pedagang yang bolak balik Parepare-Malaysia.

WNI yang baru saja tiba di Pelabuhan Tunon Taka, sebagian di antaranya yang memiliki paspor langsung menyeberang ke Tawau dengan menggunakan kapal angkutan resmi yang diperkirakan mencapai 200-an orang.

Sementara yang berangkat secara ilegal biasanya menginap terlebih dulu atau juga langsung berangkat dengan menggunakan perahu katinting menuju Pulau Sebatik. (*)

Pewarta: M.Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013