Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dari 58 Rumah Sakit yang ada di Kaltim, setidaknya 43 Rumah Sakit yang sudah melaporkan pemakaian, ketersediaan dan estimasi stok oksigen akan habis. 
 

"Secara keseluruhan, untuk jenis oksigen cair diperkirakan stok akan habis dalam dua hari ke depan, " sebut Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim Moh Jauhar Efendi saat mewakili Sekprov Kaltim selaku Kasatgas Oksigen mengikuti Rakor Harian Satgas Oksigen secara virtual, di Ruang Heart of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (27/7).
 
Secara detail dia melaporkan bahwa tabung kecil (1m3) 2 hari. Tabung sedang (2m3) 2 hari, dan tabung besar (6m3) hanya bertahan sampai 1 hari ke depan. 
 
Beberapa permasalahan yang menjadi pemicu antara lain karena seluruh keperluan oksigen Rumah Sakit dipasok PT. Samator. Namun, karena peningkatan yangg tajam akan oksigen, terjadi defisit pasokan. Dan juga terdapat permasalahan kekurangan jumlah tabung oksigen. 
 
Karenanya pada kesempatan itu dia memohon kepada pemerintah pusat untuk menambah peralatan penghasil oksigen konsentrator, terutama untuk Rumah Sakit di Kubar dan Mahulu.
 
"Kalau pakai tabung oksigen waktunya terlalu lama, " katanya.
 
Dia juga memohon peminjaman tabung oksigen dari perusahaan-perusahaan besar. Termasuk memohon perusahaan, terutama BUMN yg bisa memproduksi oksigen untuk membantu keperluan Rumah Sakit.
 
Menurutnya sesuai arahan Direktur Industri Kimia Hulu, Pemda agar membuat surat permintaan oksigen kepada pimpinan BUMN setempat yang memproduksi oksigen. "Jika pimpinan perusahaan tidak bersedia, disuruh melapor ke Direktur Industri Kimia Hulu, " tegasnya. 
 
Rapat dipimpin Wamenkes dan dilanjutkan oleh Sekretaris Ditjen Yankes Kemenkes. Belum semua provinsi terbentuk Satgas Oksigen. Berdasarkan paparan dari Kemenkes, Satgas dipimpin oleh Sekda atau Asisten Sekda yang membawahi Bidang Ekbang.
 
Ikut serta mendampingi Jauhar mengikuti rapat dari tempat masing-masing, perwakilan dari Dinkes dan Disperindagkop, serta pimpinan PT. Samator.
 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021