Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengakui fasilitas kesehatan berupa sarana dan prasarana kesehatan terutama rumah sakit (RS) di Kaltim dengan tempat tidurnya telah melampaui standar yang telah ditetapkan WHO (World Health Organization/Badan Kesehatan Dunia).
"Jumlahnya mencapai 50 rumah sakit atau sudah mencukupi rasio tempat tidur terhadap penduduk yakni 1,5 tempat tidur untuk per 1.000 orang, sedangkan standar WHO rasio ideal satu tempat tidur berbanding per 1.000 penduduk berarti melampaui standar badan dunia itu," kata Nafsiah Mboi saat Grand Opening Siloam Hospital Balikpapan, Kamis (17/1).
Menurut Nafsiah, sesuai data Kementerian Kesehatan hingga januari 2013 ini telah menunjukkan jumlah rumah sakit di Kaltim mencapai 50 rumah sakit terdiri dari 29 rumah sakit publik atau milik pemerintah daerah dan sebanyak 21 milik swasta.
Namun untuk mencukupi seluruh wilayah kabupaten lainnya terkecuali Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Tarakan sebenarnya masih diperlukan tambahan secara keseluruhan 1.300 tempat tidur.
Karenanya, kebijakan Gubernur Awang Faroek sudah sejalan dengan pemerintah pusat yakni untuk memenuhi kebutuhan dimulainya pelaksanaan jaminan sosial nasional bidang kesehatan 2014 agar menyiapkan sarana, prasarana serta sumber daya kesehatan.
Terutama menguatkan sistem rujukan pelayanan kesehatan secara berjenjang, selayaknya pelayanan kesehatan di daerah terpencil mulai dari puskesmas, puskesmas pembantu maupun pos kesehatan desa untuk preventif akomotif maupun pelayanan orang sakit tingkat dasar.
Di samping menguatan terhadap rumah sakit-rumah sakit pratama ditingkatkan standar pelayanan sama dengan pelayanan rumah sakit kelas B. Selain itu, penyediaan dan pengembangan rumah sakit bergerak.
Karena dengan kondisi geografis wilayah Kaltim yang sangat luas ini, maka masih diperlukan puskesmas keliling yang memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau daerah terpencil sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan di sektor kesehatan.
Selain itu, jumlah dokter umum untuk standar WHO untuk 40 dokter umum melayani per 100.000 penduduk sudah tercapai termasuk di Kaltim, namun distribusinya yang belum merata hingga ke pelosok-pelosok pedesaan.
"Saya sangat mendukung kebijakan Gubernur untuk peningkatan pelayanan dan sarana serta prasarana kesehatan termasuk memaksimalkan peran dokter muda untuk mengabdi ke daerah pedalaman dan daerah terpencil melalui Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman," ungkap Nafsiah Mboi.
Sementara itu Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak menegaskan Pemprov Kaltim serta didukung pihak swasta di daerah terus berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat Kaltim.
"Kami di seluruh jajaran Pemprov dan kabupaten/kota terus berupaya meningkatkan kapasitas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih berkualiutas, teruatam dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkelas dunia dengan ketersediaan fasilitas dan sumber daya kesehatan yang bermutu serta profesional," ungkap Awang Faroek.
Ditambahkannya, terlebih utama adalah terbangunnya kerjasama yang lebih terkoneksi antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit milik swasta. Sehingga, secara bersama-sama menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik bagi rakyat Kaltim.
Sedangkan Presiden Komisaris LIPPO Group Theo L Sambuaga menyebutkan pembangunan Siloam Hospital Balikpapan sebagai upaya memberikan dukungan bagi pemerintah daerah untuk ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang lebih modern.
"Terwujudnya fasilitas kesehatan berupa Siloam Hospitas Balikpapan ini atas dukungan Pemprov Kaltim dan pemerintah daerah. Hal ini penting, teruatam dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta modern," ujar Theo L Sambuaga.
Grand opening Siloam Hospital Balikpapan yang memiliki 240 tempat tidur serta ketersediaan 25 persen untuk pelayanan kesehatan Kelas III itu antara lain dihadiri Wakil Ketua DPRD Kaltim Yahya Anja, Walikota Balikpapan H Rizal Effendi, Walikota Tarakan H Udin Hianggio serta Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Dr Slamet Riyadi.(Humas Pemprov Kaltim/yans/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Jumlahnya mencapai 50 rumah sakit atau sudah mencukupi rasio tempat tidur terhadap penduduk yakni 1,5 tempat tidur untuk per 1.000 orang, sedangkan standar WHO rasio ideal satu tempat tidur berbanding per 1.000 penduduk berarti melampaui standar badan dunia itu," kata Nafsiah Mboi saat Grand Opening Siloam Hospital Balikpapan, Kamis (17/1).
Menurut Nafsiah, sesuai data Kementerian Kesehatan hingga januari 2013 ini telah menunjukkan jumlah rumah sakit di Kaltim mencapai 50 rumah sakit terdiri dari 29 rumah sakit publik atau milik pemerintah daerah dan sebanyak 21 milik swasta.
Namun untuk mencukupi seluruh wilayah kabupaten lainnya terkecuali Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Tarakan sebenarnya masih diperlukan tambahan secara keseluruhan 1.300 tempat tidur.
Karenanya, kebijakan Gubernur Awang Faroek sudah sejalan dengan pemerintah pusat yakni untuk memenuhi kebutuhan dimulainya pelaksanaan jaminan sosial nasional bidang kesehatan 2014 agar menyiapkan sarana, prasarana serta sumber daya kesehatan.
Terutama menguatkan sistem rujukan pelayanan kesehatan secara berjenjang, selayaknya pelayanan kesehatan di daerah terpencil mulai dari puskesmas, puskesmas pembantu maupun pos kesehatan desa untuk preventif akomotif maupun pelayanan orang sakit tingkat dasar.
Di samping menguatan terhadap rumah sakit-rumah sakit pratama ditingkatkan standar pelayanan sama dengan pelayanan rumah sakit kelas B. Selain itu, penyediaan dan pengembangan rumah sakit bergerak.
Karena dengan kondisi geografis wilayah Kaltim yang sangat luas ini, maka masih diperlukan puskesmas keliling yang memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau daerah terpencil sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan di sektor kesehatan.
Selain itu, jumlah dokter umum untuk standar WHO untuk 40 dokter umum melayani per 100.000 penduduk sudah tercapai termasuk di Kaltim, namun distribusinya yang belum merata hingga ke pelosok-pelosok pedesaan.
"Saya sangat mendukung kebijakan Gubernur untuk peningkatan pelayanan dan sarana serta prasarana kesehatan termasuk memaksimalkan peran dokter muda untuk mengabdi ke daerah pedalaman dan daerah terpencil melalui Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman," ungkap Nafsiah Mboi.
Sementara itu Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak menegaskan Pemprov Kaltim serta didukung pihak swasta di daerah terus berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat Kaltim.
"Kami di seluruh jajaran Pemprov dan kabupaten/kota terus berupaya meningkatkan kapasitas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih berkualiutas, teruatam dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkelas dunia dengan ketersediaan fasilitas dan sumber daya kesehatan yang bermutu serta profesional," ungkap Awang Faroek.
Ditambahkannya, terlebih utama adalah terbangunnya kerjasama yang lebih terkoneksi antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit milik swasta. Sehingga, secara bersama-sama menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik bagi rakyat Kaltim.
Sedangkan Presiden Komisaris LIPPO Group Theo L Sambuaga menyebutkan pembangunan Siloam Hospital Balikpapan sebagai upaya memberikan dukungan bagi pemerintah daerah untuk ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang lebih modern.
"Terwujudnya fasilitas kesehatan berupa Siloam Hospitas Balikpapan ini atas dukungan Pemprov Kaltim dan pemerintah daerah. Hal ini penting, teruatam dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta modern," ujar Theo L Sambuaga.
Grand opening Siloam Hospital Balikpapan yang memiliki 240 tempat tidur serta ketersediaan 25 persen untuk pelayanan kesehatan Kelas III itu antara lain dihadiri Wakil Ketua DPRD Kaltim Yahya Anja, Walikota Balikpapan H Rizal Effendi, Walikota Tarakan H Udin Hianggio serta Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Dr Slamet Riyadi.(Humas Pemprov Kaltim/yans/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013