Tana Paser (ANTARA Kaltim) - PT. Perusahaan Perkebunan Nusantara XIII (PTPN) Kabupaten Paser, kewalahan mengelola Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang masuk ke sejumlah pabrik miliknya.

"Terus terang kami kewalahan mengelola buah yang masuk ke sejumlah pabrik milik kami,“ kata General Manager (GM) PTPN XIII, Jono Pinem, pada rapat dengan para petani, Aspekindo dan Serikat Pekerja Kelapa Sawit (SPKS) yang digelar di Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distambun) Paser, Rabu.

Kewalahan itu kata Pinem, diakibatkan banyaknya antrian yang akan menjual TBS ke sejumlah pabrik milik PTPN XIII karena harga yang mereka terima sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

“Sebenarnya jika semua perusahaan pengelola TBS di Paser konsisten dan komitmen terhadap harga yang telah ditetapkan pemerintah, antrian di pabrik tidak akan separah sekarang," katanya.

Pinem menilai, pabrik swasta tidak konsisten dalam membeli TBS dan harga yang ditetapkan memiliki selisih yang cukup jauh dibanding harga yang telah ditetapkan pemerintah.   (*)

“Selisihnya hingga Rp300 sampai Rp400 per-kilonya lebih rendah dari harga yang ditetapkan pemerintah sehingga petani melempar buah PTPN XIII,” katanya.

Karena terlalu lama mengantri, kata Pinem, kebanyakan TBS yang dijual ke pabrik milik PTPN XIII kondisinya hampir membusuk dan berjamur.

“Kami terpaksa menerima TBS karena kami punya beban moral kepada petani, meski dengan konsekuensi berpengaruh terhadap mesin di pabrik,"papar Pinem.   (*)

Pewarta: R. Wartono

Editor : Amirullah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012