Tanjung Redeb (ANTARA Kaltim) - Pedagang daging sapi di pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) meminta agar tim penertiban Diskoperindag, Disnakeswan dan aparat keamanan Berau memberantas peredaran daging sapi asal India di wilayah Berau.
"Kami yakin dan mengetahui, daging sapi india masih diperjualbelikan di Tanjung Redeb, khususnya di beberapa tempat," kata Budi, pedagang daging sapi di Pasar SAD, Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Selasa.
Budi yang didampingi pedagang lainnya, Ramli dan Hamdani, menyebutkan, masih banyak daging sapi asal India beredar di Tanjung Redeb, sehingga ini sangat mengkhawatirkan mereka dari sisi kompetiter harga dan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi daging tersebut.
Mereka juga menyebutkan beberapa tempat di mana daging sapi India diperjualbelikan dengan harga lebih murah dari daging sapi segar yang dijual di Pasar SAD.
"Sangat merusak harga pasar daging sapi segar yang kami jual, karena mereka menjual dengan harga di bawah patokan harga kami," kata Ramli.
Selain itu, tambah Hamdani, sangat mengkhawatirkan jika daging sapi India yang disinyalir kuat mengandung penyakit kuku dan mulut itu, apalagi dibeli oleh pedagang pentolan bakso.
"Sementara pedagang pentolan bakso itu, tiap hari nongkrong luar pagar sekolah dasar, SLTP, SLTA, dan anak generasi kita itu mengonsumsi pentolan bakso. Inilah yang kami khawatirkan, karena dari sekian anak anak itu, juga ada anak kami," kata Hamdani.
Dia menambahkan, jika daging sapi India itu dijual kepada pedagang makanan di wilayah Tanjung Redeb, sangat mengkhawatirkan.
"Kami pedagang daging sapi, mengharapkan agar instansi terkait baik itu Dinas Kesehatan Hewan dan Diskoperindag bersama aparat keamanan dapat memberantas dan menutup jalur distribusinya ke Berau," kata Hamdani.
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Berau Ayub Pandagongan dikonfirmasi mengenai permasalahan ini, menyebutkan bahwa dirinya sudah pernah dilapori para pedagang tersebut.
"Kami tidak bisa turun sendiri, harus bersama tim yang terdiri dari Dinas Peternakan dan aparat kepolisian dan pamong praja," katanya.
Dan permasalahan ini secepatnya akan dituntaskan, karena memang menyangkut hasrat hidup orang banyak.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu tim sudah pernah menangkap penjual daging sapi india serta sosis ilegal dari Malaysia di Jalan Padat Karya Tanjung Redeb, namun menurut pedagang sapi di pasar Adji Dilayas peredaran daging sapi India ini masih marak beredar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Kami yakin dan mengetahui, daging sapi india masih diperjualbelikan di Tanjung Redeb, khususnya di beberapa tempat," kata Budi, pedagang daging sapi di Pasar SAD, Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Selasa.
Budi yang didampingi pedagang lainnya, Ramli dan Hamdani, menyebutkan, masih banyak daging sapi asal India beredar di Tanjung Redeb, sehingga ini sangat mengkhawatirkan mereka dari sisi kompetiter harga dan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi daging tersebut.
Mereka juga menyebutkan beberapa tempat di mana daging sapi India diperjualbelikan dengan harga lebih murah dari daging sapi segar yang dijual di Pasar SAD.
"Sangat merusak harga pasar daging sapi segar yang kami jual, karena mereka menjual dengan harga di bawah patokan harga kami," kata Ramli.
Selain itu, tambah Hamdani, sangat mengkhawatirkan jika daging sapi India yang disinyalir kuat mengandung penyakit kuku dan mulut itu, apalagi dibeli oleh pedagang pentolan bakso.
"Sementara pedagang pentolan bakso itu, tiap hari nongkrong luar pagar sekolah dasar, SLTP, SLTA, dan anak generasi kita itu mengonsumsi pentolan bakso. Inilah yang kami khawatirkan, karena dari sekian anak anak itu, juga ada anak kami," kata Hamdani.
Dia menambahkan, jika daging sapi India itu dijual kepada pedagang makanan di wilayah Tanjung Redeb, sangat mengkhawatirkan.
"Kami pedagang daging sapi, mengharapkan agar instansi terkait baik itu Dinas Kesehatan Hewan dan Diskoperindag bersama aparat keamanan dapat memberantas dan menutup jalur distribusinya ke Berau," kata Hamdani.
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Berau Ayub Pandagongan dikonfirmasi mengenai permasalahan ini, menyebutkan bahwa dirinya sudah pernah dilapori para pedagang tersebut.
"Kami tidak bisa turun sendiri, harus bersama tim yang terdiri dari Dinas Peternakan dan aparat kepolisian dan pamong praja," katanya.
Dan permasalahan ini secepatnya akan dituntaskan, karena memang menyangkut hasrat hidup orang banyak.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu tim sudah pernah menangkap penjual daging sapi india serta sosis ilegal dari Malaysia di Jalan Padat Karya Tanjung Redeb, namun menurut pedagang sapi di pasar Adji Dilayas peredaran daging sapi India ini masih marak beredar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012