Pemerintah Provinsi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) siap melatih warga membuat selai dan kue dari nanas di lokasi sentra buah nanas, sehingga ketika produksi melimpah tidak ada nanas yang terbuang.

"Saat kami ke sentra nanas di Kabupaten Kutai Timur pekan lalu, ada keinginan warga untuk membuat produk turunan dari nanas," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim M Syirajudin di Samarinda, Senin.

Sentra nanas yang didatangi saat itu adalah kawasan perkebunan nanas milik Sanusi, di Desa Teluk Singkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.

Di kebun nanas khusus milik Sanusi yang seluas 4 hektare ini, warga berharap mendapat pelatihan pengolahan buah nanas menjadi produk turunan, sehingga tidak risau ketika musim panen bersamaan yang berdampak pada harga nanas anjlok atau bahkan tidak laku.

Tidak hanya pelatihan membuat selai dan kue, tapi juga berencana mengadakan pelatihan membuat pupuk organik, karena di lokasi tersebut banyak bahan baku yang bisa dijadikan pupuk organik atau pupuk kompos.

Saat kunjungan ke sentra nanas tersebut, Sanusi mengatakan kebun nanas ini dikelola secara mandiri, yakni dimulai menanam nanas tahun 2016. Ia memerlukan 25 ribu bibit per hektare.

"Tahun 2016 lalu saya beli bibit di Balikpapan dengan harga tiga ratus rupiah per bibit. Saat itu modal hanya Rp9 juta sehingga hanya mampu menanam nanas untuk 1 hektare. Kemudian kami terus tingkatkan dan kini menjadi 4 hektare," katanya.

Menurutnya, keuntungan panen nanas setiap hektare per tahun mencapai Rp80 juta, sehingga total menjadi Rp320 juta untuk 4 hektare. Sementara penjualannya dilakukan ke Kota Bontang dan Sangatta.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021