Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang tersebar pada 30 desa di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, hingga kini telah menyerap penyertaan modal mencapai Rp9,3 miliar.
 
 
"Penyertaan modal sebesar ini merupakan akumulasi dari modal mulai tahun 2015 hingga 2020," ujar Tenaga Teknis Program Pembangunan, Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) Kabupaten Penajam Paser Utara, Imam Subarkah di Penajam, Rabu.
 
Rincian serapan penyertaan modal untuk 30 BUMDes tersebut adalah pada 2015 senilai Rp1,2 miliar, tahun 2016 tercatat Rp442,6 juta, 2017 senilai Rp1,35 miliar.
 
Kemudian tahun 2018 dengan penyertaan modal mencapai Rp3,97 miliar, tahun 2019 senilai Rp1,15 miliar, dan tahun 2020 dengan penyertaan modal sebesar Rp1,18 miliar.
 
Dari total penyertaan modal yang mencapai Rp9,3 miliar tersebut, lanjut Imam yang membidangi Pengembangan Ekonomi, BUMDes, dan Kawasan Perdesaan ini, total omset yang diperoleh Rp1,14 miliar, laba Rp719,55 juta, dan realisasi pendapatan asli desa (PADes) Rp328,33 juta.
 
"Adanya omset yang hanya Rp1,14 miliar dan laba Rp719,55 juta, sementara modalnya mencapai Rp9,3 miliar ini, menggambarkan masih tingginya indikasi aset yang tidak produktif dan tingginya uang yang belum digunakan," ucapnya.
 
Imam melanjutkan, khusus di tahun 2020 terdapat beberapa catatan kinerja keuangan beberapa BUMDes, seperti ada empat BUMDes yang memiliki akumulasi modal di atas Rp1 miliar, yakni BUMDes di Desa Giripurwa, Api-Api, Sesulu, dan Desa Labangka Barat.
 
"Kemudian ada 13 BUMDes melaporkan omset dan laba positif, ada nilai aset produktif yang masih tercemar dengan aset tidak lancar, piutang tidak lancar, dan nilai penyusutan. Dari sisi usaha, unit perkreditan berkontribusi mencapai 87 persen terhadap kinerja BUMDes," ucap Imam.(ADV)
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021