Samarinda (ANTARA) - Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur memperkuat visi Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hutan berkelanjutan dengan menjadi peserta terbanyak dalam pemecahan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) penanaman kopi liberika.
"Kami berbangga hadir bersama masyarakat dan pimpinan Otorita IKN dalam penanaman kopi liberika ini," kata Rektor Unmul Abdunnur saat dihubungi di Samarinda, Jumat.
Partisipasi Unmul dalam kegiatan yang menanam 1.010 pohon di Embung Daerah Aliran Sungai (DAS) Sanggai itu bukanlah sekadar seremonial, melainkan penegasan peran strategis kampus dalam pembangunan IKN.
Dia menjelaskan keterlibatan ini menjadi implementasi nyata dari pola ilmiah pokok (PIP) yang menjadi ciri khas Unmul, yakni hutan hujan tropis dan lingkungan (tropical rain forest and environment).
"Aksi tersebut menerjemahkan landasan ilmiah universitas menjadi sebuah kontribusi konkret yang dapat dirasakan langsung dampaknya bagi lingkungan ibu kota baru," ujarnya.
Unmul secara aktif mengerahkan sekitar 500 mahasiswa yang menjadikan keterlibatan ini sebagai wujud nyata pengabdian dan pembelajaran langsung di lapangan.
Kehadiran ratusan mahasiswa menunjukkan fungsi Unmul sebagai pemasok sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga peduli terhadap isu lingkungan.
"Langkah ini merupakan wujud dukungan nyata perguruan tinggi dalam memperkuat fondasi dan sistem penyangga kehidupan (life support system) bagi ekosistem IKN," ujarnya.
Kontribusi Unmul sejalan dengan cetak biru pembangunan IKN yang mengusung konsep Forest City dan Smart City.
Melalui kegiatan ini, Unmul menunjukkan komitmennya untuk secara aktif mengawal agar konsep tersebut terwujud secara konsisten dan berkelanjutan.
Pemilihan kopi jenis liberika karena memiliki dampak ganda yang signifikan.
Secara ekologis, kopi liberika dikenal memiliki ketahanan tinggi untuk tumbuh di lahan marginal, sehingga cocok untuk program rehabilitasi ekosistem.
Secara ekonomi, komoditas ini berpotensi menjadi ikon agrikultur baru dari Kecamatan Sepaku yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
"Dengan demikian, partisipasi Unmul tidak hanya berdampak pada aspek lingkungan, tetapi juga menyentuh dimensi pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar IKN," ujarnya.
Dia menegaskan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah melalui Otorita IKN, dan masyarakat merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan.
Unmul memandang perannya tidak sebatas pada kegiatan tri darma perguruan tinggi di dalam kampus, melainkan juga sebagai motor penggerak aksi lingkungan.
"Keterlibatan ini sekaligus membuktikan bahwa Unmul siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan Ibu Kota Nusantara yang hijau, lestari, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," demikian Abdunnur.
