Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan dibuka melemah menjelang rilis produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk triwulan IV-2023 dan keseluruhan 2023.
Pada awal perdagangan di Jakarta Senin, kurs rupiah terhadap dolar AS dibuka turun 65 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.725 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.660 per dolar AS.
"Hari ini Badan Pusat Statistik akan merilis PDB Indonesia untuk triwulan IV-2023 dan full year 2023," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Josua memperkirakan PDB triwulan IV-2023 akan meningkat menjadi 5,02 persen secara year on year (yoy) dari 4,94 persen yoy pada kuartal sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan PDB untuk keseluruhan 2023 diperkirakan sekitar 5,04 persen.
Di sisi lain, pelemahan rupiah disebabkan oleh data tenaga kerja Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) lebih baik dari perkiraan. Kondisi tersebut mendukung penguatan dolar AS.
"Dolar AS menguat terhadap mata uang G-10, didorong oleh data pasar tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan," ujarnya.
NFP AS pada Januari 2024 tercatat naik menjadi 353 ribu dari 333 ribu pada bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan 185 ribu dan mencatat angka tertinggi sejak Januari 2023.