Samarinda  (ANTARA Kaltim) - Puluhan wartawan di Samarinda yang tergabung dalam "Solidaritas Wartawan Kalimantan Timur Mengutuk Kekerasan" mendesak Panglima TNI memecat oknum perwira TNI Angkatan Udara yang melakukan tindak kekerasan terhadap para jurnalis di Riau.

"Kami mengutuk keras tindakan penganiayaan yang dilakukan oknum perwira TNI terhadap rekan-rekan wartawan di Riau," kata Koordinator aksi Solidaritas Wartawan Kaltim Mengutuk Kekerasan, Fajri Alfaroby, dalam unjuk rasa yang dilakukan puluhan wartawan di Simpang Tiga Jalan Kusuma Bangsa Samarinda, Rabu.

Ia menilai, tindakan itu sudah bertentangan dengan iklim demokrasi dan melanggar Undang-undang Pers sehingga Panglima TNI harus memberikan sanksi tegas yakni pemecatan kepada aparat yang melakukan tindakan kekerasan tersebut.

Pada aksi tersebut, puluhan wartawan membawa spanduk dan poster berisi tuntutan dan kecaman atas aksi kekerasan yang menimpa enam jurnalis yang tengah meliput jatuhnya pesawat Hawk 200 di kawasan pemukiman warga RT 03, RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10).

"Tindakan oknum perwira TNI AU itu sangat tidak pantas, sebab semestinya dia yang harus memberi contoh yang baik tetapi justru melakukan perbuatan tercela sehingga memancing anak buahnya untuk melakukan tindakan kekerasan pada wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik. Ini tidak bisa dibiarkan dan para pelaku, khususnya oknum perwira itu harus dijerat pidana," kata Fajri Alfaroby.

Ketua Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Kaltim, Fitriansyah Adisurya juga menyatakan kekecewaaanya atas tindak kekerasan yang dipertontonkan aparat TNI AU tersebut.

"Kami sangat menyayangkan dan mengutuk atas kekerasan yang dialami pekerja pers, apalagi tindakan itu dilakukan oleh oknum aparat yang seharusnya melindungi kami. Jadi, tidak hanya sebatas permohonan maaf tetapi kami meminta agar pelakunya diproses hukum," ungkap Fitriansyah Adisurya.

Sementara, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, Intoniswan yang juga sempat menyampaikan orasi pada aksi itu juga mengaku mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU terhadap wartawan yang tengah meliput kecelakaan jatuhnya pesawat Hawk 200 di Pekanbaru, Riau.

"Selain menuntut meminta maaf, PWI Kaltim juga mendesak Kepala Staf Angkatan Udara agar memberikan sanksi tegas kepada oknum yang menganiaya wartawan tersebut," kata Intoniswan.

Setelah melakukan orasi secara bergantian, puluhan wartawan kemudian meletakkan alat kerja serta kartu pers sebagai simbol memboikot kegiatan TNI AU.

Sebelum membubarkan diri dengan tertib, para pekerja pers di Samarinda itu kemudian membubuhkan tanda tangan pada spanduk yang dibentangkan di pagar kolam Simpang Tiga Jalan Kusuma Bangsa sebagai bentuk penolakan kekerasan pada wartawan.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012