Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta pengembang properti ikut membantu mendorong program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengingatkan bahwa properti merupakan sektor strategis karena dapat memacu 175 industri lainnya, sehingga dapat mendorong dan menjaga iklim investasi dan perekonomian di Indonesia.
"Sektor properti merupakan sektor strategis yang secara universal diakui bahwa sektor ini mampu menarik serta mendorong pertumbuhan berbagai kegiatan sektor ekonomi lainnya," ujarnya.
Khalawi menjelaskan, kontribusi industri properti terhadap PDB nasional saat ini sebesar 2,77 persen pada 2019, sehingga potensi untuk ruang berkembang sangatlah besar khususnya di kawasan ASEAN.
Apalagi, lanjutnya, saat ini industri properti menggunakan hampir 90 persen kandungan material lokal.
"Sektor properti dan perumahan ini sangat diharapkan untuk bantu mendorong program PEN negara kita sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
Ia menyadari di bidang perumahan tentu tidak akan optimal jika hanya ditangani oleh pemerintah, sehingga diakui signifikansi kontribusi sektor masyarakat dan swasta, di antaranya para pengembang perumahan dan bank penyalur KPR.
Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, selama pelaksanaan lima tahun program sejuta rumah sejak 2015-2019 tercatat sudah mencapai 4,8 juta unit rumah terbangun di Indonesia.
Menurut data per 14 Desember 2020, progres program sejuta rumah sudah mencapai 856.758 unit dengan target minimal 900.000 unit pada akhir Desember.
Ia menuturkan, untuk pengembang, pemerintah juga telah melakukan intervensi dengan menyalurkan bantuan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) berupa jalan lingkungan dan saluran drainase untuk perumahan bersubsidi pemerintah.
Hal itu dilaksanakan agar pengembang juga lebih bersemangat dalam membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan tentunya lokasi yang strategis dengan lebih mendekati sarana transportasi bisa menjadi pilihan yang tepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengingatkan bahwa properti merupakan sektor strategis karena dapat memacu 175 industri lainnya, sehingga dapat mendorong dan menjaga iklim investasi dan perekonomian di Indonesia.
"Sektor properti merupakan sektor strategis yang secara universal diakui bahwa sektor ini mampu menarik serta mendorong pertumbuhan berbagai kegiatan sektor ekonomi lainnya," ujarnya.
Khalawi menjelaskan, kontribusi industri properti terhadap PDB nasional saat ini sebesar 2,77 persen pada 2019, sehingga potensi untuk ruang berkembang sangatlah besar khususnya di kawasan ASEAN.
Apalagi, lanjutnya, saat ini industri properti menggunakan hampir 90 persen kandungan material lokal.
"Sektor properti dan perumahan ini sangat diharapkan untuk bantu mendorong program PEN negara kita sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
Ia menyadari di bidang perumahan tentu tidak akan optimal jika hanya ditangani oleh pemerintah, sehingga diakui signifikansi kontribusi sektor masyarakat dan swasta, di antaranya para pengembang perumahan dan bank penyalur KPR.
Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, selama pelaksanaan lima tahun program sejuta rumah sejak 2015-2019 tercatat sudah mencapai 4,8 juta unit rumah terbangun di Indonesia.
Menurut data per 14 Desember 2020, progres program sejuta rumah sudah mencapai 856.758 unit dengan target minimal 900.000 unit pada akhir Desember.
Ia menuturkan, untuk pengembang, pemerintah juga telah melakukan intervensi dengan menyalurkan bantuan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) berupa jalan lingkungan dan saluran drainase untuk perumahan bersubsidi pemerintah.
Hal itu dilaksanakan agar pengembang juga lebih bersemangat dalam membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan tentunya lokasi yang strategis dengan lebih mendekati sarana transportasi bisa menjadi pilihan yang tepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020