Senja nyaris menghampiri Lawe-Lawe, ketika dua srikandi merapikan material berserakan di Komplek Kampung Inggris Lawe-Lawe. Komplek ini masih proses penyelesaian pembangunan infrastruktur tahap satu.


Dua Srikandi ini adalah Sandry E dan Siska. Dua wanita tangguh inilah yang merupakan penggagas sekaligus pendiri Kampung Inggris.

Sore itu mereka sedang mengontrol hasil kerja para tukang dan pembantu tukang yang mereka percaya menggarap komplek Kampung Inggris.

Komplek ini berdiri di atas lahan seluas 7.900 meter persegi di wilayah RT 3, Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

Disebut Kampung Inggris Lawe-Lawe karena lokasinya di Kelurahan Lawe-Lawe. Nama ini juga untuk mempermudah masyarakat dalam menghafal, karena nama sebenarnya cukup panjang, yakni "Sansis Children Village, Central Kampung Inggris & Kreativitas Masyarakat"

Nama "kreativitas" pun memiliki maksud tersendiri bagi dua Srikandi pendirinya, yakni mereka bercita-cita komplek ini bukan sekadar menjadi belajar mengajar Bahasa Inggris, tapi juga pusat berbagai kreativitas masyarakat mulai pendidikan lingkungan, agama, ekonomi, dan lainnya.

Kampung Inggris Lawe-Lawe di kawasan calon Ibu Kota Negara tersebut, hingga Sabtu, 19 Desember 2020 masih merupakan satu-satunya Kampung Inggris yang ada di Pulau Kalimantan.

Sedangkan secara nasional telah ada beberapa daerah yang telah memilikinya seperti Kampung Inggris di Kediri, Magelang, Bandung, Solo, Jakarta, dan Kampung Inggris di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Tuntas 26 Desember

Pembangunan Komplek Kampung Inggris Lawe-Lawe ditargetkan tuntas 26 Desember dan akan langsung dioperasikan, karena selama ini proses belajar mengajarnya masih menumpang di Pendopo Kelurahan Lawe-Lawe.

"Sejak Juli 2017 sampai sekarang, untuk proses belajar mengajar percakapan Bahasa Inggris masih menumpang di Pendopo Lawe-Lawe, sehingga nanti kami akan pindah ke sini jika sudah tuntas," ujar Sandry E dan Siska.

Sebenarnya, lanjut Sandry, perjanjian dengan Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan (pihak yang membantu anggaran), pembangunan ini harus selesai tanggal 28 Desember, tapi ia optimis sanggup menyelesaikan pada 26 Desember.

Dari Pertamina RU V, lanjutnya, membantu anggaran sekitar Rp250 juta. Dari nilai ini, Pertamina RU V mewajibkan pengelola Kampung Inggris Lawe-Lawe menuntaskan tiga bangunan, yakni dua pendopo dan satu kantor atau satu MCK.

Namun Sandry dan Siska justru membangun melebihi dari yang diinginkan oleh donatur, yakni mereka mewujudkan enam pendopo, satu kantor, dua septic tank, bahkan berhasil membuat dua unit sumur bor.

Hebatnya lagi, volume semua bangunan tersebut tetap seperti posisi rencana awal, yakni untuk kantor dengan ukuran 4 X 10 meter, enam pendopo dengan masing-masing berukuran 4 X 4 meter, dan MCK berukuran 3 X 4 meter. Di MCK ini ada dua toilet dan satu kamar mandi.

"Dari Pertamina RU V pernah hubungi saya, katanya gini, jangan dipaksakan menuntaskan semua bangunan itu bu, karena berdasarkan perhitungan kami, uang segitu hanya cukup untuk menyelesaikan tiga bangunan," tutur Sandry menirukan nasehat donatur.

Namun demikian, ia bersikukuh bahwa uang senilai itu akan mampu menuntaskan semua bangunan yang dirancang di tahap awal ini, karena pihaknya memiliki tehnik untuk mengakalinya.

Langkah pertama yang ia lakukan adalah pembangunan ini tidak diserahkan ke pihak ketiga, kemudian semua material, mereka sendiri yang mencari. Begitu pula dengan tukang dan pekerja pun dicarinya sendiri dengan upah standar.

"Sekarang pembangunannya lebih dari 70 persen sehingga kami yakin 26 Desember 2020 tuntas, karena semua rangka sudah jadi sehingga tinggal pasang dinding dan atap. Ini bangunan kayu, jadi cepat saja membangunnya. Ini kayu ulin pilihan kami, ulin nomor satu, lebih awet dan maksimal," ucap Sandry.

Pembangunan komplek ini dilakukan mulai 5 Oktober 2020, sehingga mereka total memiliki waktu selama 82 hari untuk menuntaskan hingga tanggal 26 Desember.

Sebenarnya lanjut mereka lagi, untuk menuntaskan pembangunan komplek di tahap pertama ini tidak membutuhkan waktu selama itu, namun karena cuaca yang kurang mendukung akibat sering hujan, maka pembangunannya pun lambat.

Ia bersyukur karena sejumlah hambatan telah dilewati sehingga diyakini bisa tuntas 26 Desember, meski sebelumnya sempat khawatir akan lepas target akibat seringnya hujan.

Dukungan banyak pihak

Sandry dan Siska mengaku beruntung karena banyak dukungan berbagai pihak hingga hadirnya komplek ini, mulai dukungan anggaran dari Pertamina RU V, dukungan moril dari Lurah Lawe-Lawe, LPM setempat, Ketua RT 3, serta warga setempat.

"Proses pembangunan komplek Kampung Inggris ini tidak lepas dari dukungan Ketua RT 3 Lawe-Lawe, Bapak Tommy Alfred Kapoh," ucap Sandry.

Dalam hal ini, Tommy adalah pengawas pembangunan. Hebatnya lagi, Tommy sukarela mengawasi dan merapikan material maupun membersihkan lokasi bangunan jika kotor dari bekas material pekerjaan.

Menurut Tommy, dukungan yang ia berikan ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan perjuangan Sandry dan Siska dalam mewujudkan komplek Kampung Inggris.

"Ketika saya mengetahui bahwa di sini akan dibangun Kampung Inggris, saya langsung bersemangat karena saya berpikir inilah cikal bakal untuk memajukan Lawe-Lawe yang tentunya juga akan membawa kemajuan bagi Kabupaten PPU," ujarnya.

Ia optimis keberadaan Kampung Inggris akan berdampak pada peningkatan SDM, sosial, budaya, dan ekonomi karena lokasi ini akan banyak dikunjungi banyak orang baik untuk belajar Bahasa Inggris, berwisata, maupun melakukan berbagai pelatihan.

"Dari adanya Kampung Inggris ini, tentu ekonomi di sekitar sini akan hidup, seperti akan munculnya warung-warung kecil karena di sini akan dikunjungi banyak orang. Bisa juga di sini akan tumbuh penjualan souvernir," kata Tommy yang juga Wakil Ketua LPM Lawe-Lawe ini.

Di lokasi ini sudah ada danau alami seluas 12 X 30 meter. Danau ini akan disulap menjadi kolam ikan dan lokasi wisata mini, sehingga selain menjadi lokasi belajar juga akan ada tempat wisata.

Kemudian di deretan pendopo yang ada, ada salah satu pendopo yang akan dijadikan pusat kreativitas masyarakat baik latihan seni, belajar menganyam, dan pelatihan apapun yang berbasis kemasyarakatan, termasuk pentas seni bisa digelar di sini.

Menurut Sandry, tanggal 1-7 April 2021 di lokasi ini akan digelar berbagai lomba dalam Bahasa Inggris tingkat SMA se- Provinsi Kalimantan Timur, yakni lomba cerdas cermat, debat, pidato, drama, dan paduan suara.

Gratis

Dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris yang dilakukan sejak 2017 hingga kini semuanya secara gratis. Bahkan dua Srikandi ini berniat terus menggratiskan bagi warga setempat.

"Saat ini terdapat 123 anak di empat kelas yang sudah mampu berbicara Bahasa Inggris, 17 anak di antaranya menempati kelas terampil," ujar Sandry dan Siska yang juga merangkap sebagai tutor dalam proses belajar mengajar ini.

Untuk menularkan metode percakapan (conversation), mereka menggugah semangat anak asuh harus berani berbicara meski belum fasih, sehingga lidah akan terbiasa mengucapkan kata demi kata dan kalimat demi kalimat dalam Bahasa Inggris yang diyakini secara perlahan akan lancar.

Dalam tiga tahun terakhir proses transfer ilmu kecakapan berbahasa Inggris dilakukan di Balai Pertemuan Kantor Lurah Lawe-Lawe, sehingga pihaknya mengucapkan terima kasih kepada lurah dan aparaturnya karena diberi ruang untuk meningkatkan SDM anak.

Sedangkan di masa pandemi COVID-19 ini, ia mengalihkan proses belajar mengajar di Hotel Rich (Rich Hotel). Kebetulan di hotel milik dua Srikandi yang masih di Kelurahan Lawe-Lawe ini memiliki ruang pertemuan yang layak untuk belajar "conversation".

"Kami alihkan ke hotel karena untuk mencegah penularan. Kami terapkan protokol kesehatan ketat sebelum anak-anak masuk ke ruang belajar. Selama di dalam kelas pun harus menggunakan masker," ucap Sandry.

Selama pandemi ini, warga belajar dilakukan pembatasan baik pembatasan usia maupun pembatasan jumlah, yakni hanya 30 siswa dengan jarak antara satu siswa dengan siswa lainnya sekitar 1 meter, serta khusus untuk siswa usia 12 tahun ke atas.*

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020