Kawasan agrowisata di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kaltim, yang dalam pengembangannya difasilitasi oleh Pemprov Kaltim, akan dibentuk Badan Usaha Milik Desa secara bersama (BUMDes Bersama) untuk pengelolaan produk turunannya.
"Kawasan di Loa Kulu yang kami fasilitasi ini, oleh pemangku kepentingan setempat diberi nama Kawasan Perdesaan Agrowisata Behari (KP Awiri)," ujar Kasi Pembangunan Kawasan Perdesaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kaltim Esthi Susila Rini di Samarinda, Jumat.
Pembentukan BUMDes Bersama didasarkan pada kondisi perekonomian yang sudah berjalan meski belum optimal, antara lain padi, hortikultura, dan peternakan, kemudian besarnya potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata karena adanya beberapa situs peninggalan penjajah.
Pembentukan BUMDes Bersama diharapkan dapat mendorong percepatan pembangunan KP Awiri, termasuk untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).
"Beberapa unit usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDes Bersama antara lain unit pemasaran produk pertanian, peternakan dan perikanan, toko pertanian maupun swalayan desa," ucap Esthi.
Peluang lain yang juga bisa dibuka oleh pengelola BUMDes Bersama adalah unit usaha untuk industri pakan ikan, industri pengolahan produk pertanian, Event Organizer (EO), pengelolaan objek wisata, kuliner, pusat oleh-oleh, bahkan bisa buka POM bensin mini.
Menurut dia, KP Awiri yang mencakup lima desa ini memiliki lahan pertanian seluas 1.239 hektare (ha) dengan rincian di Desa Jembayan Tengah seluas 434 ha, Loh Sumber 227 ha, Sumber Sari 470 ha, Ponoragan 81 ha, dan Desa Sepakat seluas 27 ha.
Pengembangan pertanian organik di kawasan ini khususnya di Desa Sumber Sari dimulai yang telah dimulai sejak tahun 2015 oleh Kelompok Tani Organik Sari Jaya Makmur.
Kelompok ini telah memiliki fasilitas rumah kompos, mesin pencacah dan motor pengangkut jerami hasil bantuan perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah setempat, sementara pembinaannya dilakukan oleh Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara.
Kompos dan biourine yang dihasilkan oleh kelompok, selain dimanfaatkan untuk tanaman padi juga dijual ke warga lain, termasuk untuk pupuk pada lahan reklamasi tambang batu bara PT MPP.
Saat ini juga sedang dibangun rumah kompos kedua di Dusun Merangan, Desa Loh Sumber. Rumah kompos ini akan dikelola oleh Gapoktan di Desa Sumber Sari.
Ke depan diharapkan KP Awiri menjadi pusat pengembangan pertanian organik di Kabupaten Kutai Kartanegara, baik untuk produk pertanian segar maupun olahan.
"Limbah pertanian dan peternakan, khususnya jerami padi dan kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang untuk pertanian organik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020