Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pesawat jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain yang dikabarkan hilang sejak Jumat (24/8) akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Brigadir Jenderal Rusli Nasution kepada wartawan, Minggu malam mengatakan pesawat milik PT Intan Perkasa yang dicarter oleh Elliot Geophysics untuk melakukan survei di salah satu kawasan tambang batu bara di area Bontang itu ditemukan pertama kali oleh dua personel Brimob dan seorang anggota Basarnas pada Minggu sore sekitar pukul 17.25 Wita.
"Seluruh penumpang termasuk pilot meninggal dan dalam kondisi hancur dan terbakar," ungkap Rusli Nasution.
Pesawat tersebut ditemukan kata Rusli Nasution di titik kordinat lintang Timur 117 derajat 16 menit 57,3 detik, Lintang Utara 00 derajat 12 menit 34,3 detik di lereng Bukit Mayang, Kabupaten Kutai Timur dengan ketinggian 1.300 kaki dengan kemiringan 70 hingga 80 derajat.
"Walaupun kami menerima informasi sejak Minggu sore sekitar pukul 17.25 Wita namun untuk memastikan temuan itu kami meminta Kapolres dan Dandim Kutai Timur agar mengecek dan pada pukul 21.15 Wita tim itu baru tiba di lokasi sehingga malam ini baru bisa kami pastikan bahwa pesawat itu sudah ditemukan," katanya.
Saat ini lanjut dia, proses evakuasi masih dilakukan sambil mencari kemungkinan adanya potongan tubuh korban yang tercecer.
"Proses evakuasi masih dilakukan dan jasad korban sudah dimasukkan ke kantong-kantong mayat. Evakuasi akan dilakukan malam ini juga namun karena medan yang cukup sulit akibat terjal sehingga kemungkinan proses evakuasi dari tebing menuju jalan raya akan memakan waktu hingga tiga jam, selanjutnya jasad korban akan dibawa menggunakan ambulans ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda," ungkap Rusli Nasution.
Lokasi ditemukannya pesawat carteran itu lanjut dia tidak jauh dari deteksi terakhir satelit.
"Hanya sekitar lima kilometer dari deteksi terakhir satelit dan areal penemuan pesawat itu memang menjadi titik koordinat sasaran penyisiran tim hari ini," kata Rusli Nasution.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan hilang sekitar pukul 13. 51 Wita.
Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali ke Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 WITA dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam.
Dari Bandara Temindung Samarinda pesawat bermesin dua buatan Amerika keluaran 1978 itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, Brigadir Jenderal Rusli Nasution kepada wartawan, Minggu malam mengatakan pesawat milik PT Intan Perkasa yang dicarter oleh Elliot Geophysics untuk melakukan survei di salah satu kawasan tambang batu bara di area Bontang itu ditemukan pertama kali oleh dua personel Brimob dan seorang anggota Basarnas pada Minggu sore sekitar pukul 17.25 Wita.
"Seluruh penumpang termasuk pilot meninggal dan dalam kondisi hancur dan terbakar," ungkap Rusli Nasution.
Pesawat tersebut ditemukan kata Rusli Nasution di titik kordinat lintang Timur 117 derajat 16 menit 57,3 detik, Lintang Utara 00 derajat 12 menit 34,3 detik di lereng Bukit Mayang, Kabupaten Kutai Timur dengan ketinggian 1.300 kaki dengan kemiringan 70 hingga 80 derajat.
"Walaupun kami menerima informasi sejak Minggu sore sekitar pukul 17.25 Wita namun untuk memastikan temuan itu kami meminta Kapolres dan Dandim Kutai Timur agar mengecek dan pada pukul 21.15 Wita tim itu baru tiba di lokasi sehingga malam ini baru bisa kami pastikan bahwa pesawat itu sudah ditemukan," katanya.
Saat ini lanjut dia, proses evakuasi masih dilakukan sambil mencari kemungkinan adanya potongan tubuh korban yang tercecer.
"Proses evakuasi masih dilakukan dan jasad korban sudah dimasukkan ke kantong-kantong mayat. Evakuasi akan dilakukan malam ini juga namun karena medan yang cukup sulit akibat terjal sehingga kemungkinan proses evakuasi dari tebing menuju jalan raya akan memakan waktu hingga tiga jam, selanjutnya jasad korban akan dibawa menggunakan ambulans ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda," ungkap Rusli Nasution.
Lokasi ditemukannya pesawat carteran itu lanjut dia tidak jauh dari deteksi terakhir satelit.
"Hanya sekitar lima kilometer dari deteksi terakhir satelit dan areal penemuan pesawat itu memang menjadi titik koordinat sasaran penyisiran tim hari ini," kata Rusli Nasution.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan hilang sekitar pukul 13. 51 Wita.
Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali ke Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 WITA dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam.
Dari Bandara Temindung Samarinda pesawat bermesin dua buatan Amerika keluaran 1978 itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012