Pertamina kini menghadirkan Pertashop di Kalimantan.yang saat ini sudah beroperasi sebanyak 28 titik tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Di Kalimantan Timur, Pertashop yang juga bisa disebut pompa bensin mini itu ada di Desa Muara Komam, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser; di Kampung Muut Kecamatan Nyuatan dan di Kampung Muhur, Siluq Ngurai, juga di Kampung Jengan Danum, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, di Desa Kelinjau Tengah Kecamatan Muara Ancalong, dan di Desa Sumber Sari, Kecamatan Long Mesangat, Kabupaten Kutai Timur.
“Dengan tersedianya Pertashop di pedesaan, masyarakat akan semakin mudah memperoleh produk-produk berkualitas Pertamina dengan harga yang sama seperti di SPBU,” kata Humas Pertamina Kalimantan Roberth Dumatubun, Kamis.
Produk yang dijual di Pertashop yaitu bahan bakar yaitu Pertalite, Pertamax, elpiji bright gas, dan pelumas.
Keberadaan Pertashop hingga di tingkat desa ini diyakin akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan mendapatkan harga yang lebih murah maka akan mendorong masyarakat lebih giat membangun.
Pertashop sendiri diadakan juga dengan melibatkan masyarakat setempat. Menurut Dumatubun, pertama, Pertamina yang berinvestasi dan desa yang menjalankan dengan menyediakan tenaga kerja. Kedua, pemerintah desa dapat turut berinvestasi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan berbagi keuntungan dengan Pertamina.
“Dapat juga Pertamina menggandeng swasta,” kata Dumatubun.
Bagi Pertamina, Pertashop ini sejalan dengan pelaksanaan dari program OVOO (One Outlet One Village) untuk distribusi elpiji kemasan 3 kg. Pada OVOO, dipastikan ada pangkalan elpiji 3 kg di masing-masing desa untuk pemerataan distribusi.
Di Kalimantan sendiri, sebab kondisi geografisnya dan jarak antartempat yang lumayan jauh, harga BBM dan elpiji sekeluar dari pangkalan segera menjadi lebih mahal. Pada tempat yang paling jauh seperti di Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, wajar bila premium dihargai hingga Rp15 ribu per liter saat pasokan cukup, atau hingga Rp20 ribu, bahkan Rp50 ribu per liter saat pasokan tersendat.
“Dulu sebelum kebijakan satu harga ya begitu. Sekarang harga premium Rp6.450, sama seperti di Samarinda atau Balikpapan,” kenang H Emilia, warga Samarinda yang memiliki usaha di Tiong Ohang, Long Apari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020