Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA), untuk mempermudah pola pendataan, penanganan, penyusunan kebijakan, hingga untuk mempermudah akses.


"Pengembangan aplikasi SIGA menjadi penting agar pengelolaan database lebih optimal dalam penyimpanan, penambahan, pengubahan, penghapusan maupun untuk mempermudah dalam mengaksesnya," ujar Kepala KP3A Kaltim,  Halda Arsyad di Samarinda, Rabu.

Dikatakan, dengan adanya aplikasi SIGA, maka akan dapat mempermudah memetakan kebijakan sebagai tindak lanjut dalam penyusunan program ke depan.

Ia juga mengatakan bahwa pengumpulan dan pengolahan data terpilah bagi gender dan anak pada masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) dapat terwujud dengan baik, jika didukung dengan ketersediaan data dan informasi yang akurat.

Dalam pengembangan aplikasi SIGA, lanjut dia, diperlukan satu indikator komposit yang mencerminkan gender dan hak anak. Hal ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan lintas bidang terkait dengan perlindungan perempuan dan anak.

"Gender dan anak merupakan isu lintas sektor yang melibatkan pihak lain dari berbagai bidang pembangunan. Saat ini struktur pengelolaan data terkait gender dan anak belum terdata dengan baik, termasuk kondisi SDM yang masih perlu ditingkatkan," katanya.

Untuk itu, ia telah melakukan pertemuan secara virtual dengan sejumlah pihak terkait untuk pengembangan SIGA, karena masih banyak sumber data yang tersedia dan tidak terpusat, sehingga melalui pengembangan ini akan mampu memperbaiki pola pelaporan.

"Ini merupakan hal penting karena data gender dan anak merupakan elemen pokok bagi terselenggaranya Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA)," ucap Halda.

Data gender dan anak, lanjutnya, akan dapat membantu para pengambil keputusan untuk penyusunan program, seperti dalam mengidentifikasi perbedaan (kondisi dan perkembangan) keadaan laki-laki dan perempuan, termasuk kondisi anak.

"Kemudian digunakan sebagai intervensi, mengidentifikasi masalah, membangun opsi dan memilih opsi yang paling efektif untuk kemaslahatan laki-laki maupun perempuan yang responsif terhadap masalah maupun kebutuhan berdasarkan pengalaman," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020